Tanggal 4 Januari memperingati Hari Braille Sedunia atau World Braille Day. Momentum ini bertujuan untuk memperingati kesadaran akan pentingnya Braille sebagai sarana komunikasi dalam perwujudan penuh hak-hak asasi manusia bagi orang buta atau tunanetra.Tanggal peringatan ini dipilih oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2018, untuk menandai hari ulang tahun pencipta sistem penulisan ini yaitu Louis Braille.
Dikutip dari laman American Foundation for the Blind, Braille adalah simbol alfabet dan angka berupa titik timbul yang dapat dibaca menggunakan jari oleh orang yang menyandang tunanetra atau gangguan penglihatan. Braille bukan sebuah bahasa, melainkan susunan kode yang dapat dituliskan maupun dibaca dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Spanyol, Arab, China, dan lain sebagainya.
Huruf Braille ditulis menggunakan alat khusus yang bernama riglet. Riglet terdiri dari alat mirip jarum tebal untuk menusuk kertas dan menulis kode Braille, serta papan dengan lubang/kolom untuk menuliskan huruf, angka, serta tanda baca dalam bentuk Braille. Lantas, seperti apa sih asal-usul terciptanya Hari Braille Sedunia? Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Braille Sedunia
Dikutip dari laman National Today, istilah 'Braille' terinspirasi dari nama penciptanya, Louis Braille. Ia adalah seorang pria asal Prancis yang kehilangan penglihatannya setelah secara tidak sengaja menusuk matanya dengan salah satu perkakas milik ayahnya. Kemudian, sejak usia 10 tahun Braille menghabiskan waktunya di Royal Institute for Blind Youth di Prancis, di mana dia merancang dan menyempurnakan sistem titik timbul yang kemudian dikenal dengan nama Braille.
Braille berhasil menyelesaikan temuannya, dan mengembangkan kode-kode yang ditulis menggunakan titik dan kolom khusus yang dapat dibaca dengan sentuhan jari. Kode Braille pun akhirnya diakui sebagai metode utama untuk menyampaikan informasi kepada penyandang tunanetra di seluruh dunia.
Sayangnya, Braille tidak sempat merasakan diri manfaat dari hasil temuannya tersebut. Braille meninggal dunia pada tahun 1852, dua tahun sebelum Royal Institute mulai mengajarkan kode Braille.
Hasil temuan Braille tersebut membuka lembar baru terhadap aksesibilitas informasi bagi para penyandang tunanetra dan gangguan penglihatan lainnya. Pada November 2018, Majelis Umum PBB mengumumkan 4 Januari, tanggal lahir Braille, diperingati sebagai Hari Braille Sedunia.
Tujuan Peringatan Hari Braille Sedunia
Selain untuk menghormati hari kelahiran Braille, Hari Braille Sedunia juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang-orang akan pentingnya Braille sebagai sarana berkomunikasi, serta menyadari bahwa orang-orang penyandang tunanetra dan gangguan penglihatan lainnya berhak untuk mendapat perlakuan dan hak asasi manusia yang sama dengan orang normal.
(ath/suc)











































