Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron menceritakan bagaimana pelayanan BPJS yang menjadi sorotan berbagai pihak. Ghufron menceritakan bahwa pelayanan yang baik dari dari program JKN sempat membuat Malaysia keheranan.
"Termasuk di Malaysia itu yang menarik mereka nggak percaya awalnya BPJS Kesehatan itu sudah bagus karena TKW-nya terlalu banyak kok bisa lebih bagus? Akhirnya kita diminta untuk diskusi, mereka ingin tahu secara persis bagaimana caranya," kata Ghufron ketika ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2023).
Tidak hanya itu, ia juga memperkenalkan fitur I-Care yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan. Fitur ini digunakan fasilitas kesehatan untuk melihat riwayat penyakit dan pengobatan seorang pasien. Dengan begini, proses rujukan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
Ghufron mengatakan bahwa fitur ini masih belum banyak di luar negeri. Bahkan, menurutnya banyak negara maju seperti Amerika Serikat belum bisa memilikinya.
"Bahkan kita bisa pakai KTP ya untuk program JKN, di Malaysia belum bisa seluruh rumah sakit itu pakai KTP, kecuali rumah sakit kerajaan. Di Indonesia hampir seluruh RS Indonesia yang kerjasama sama BPJS hampir 100 persen," sambungnya.
Ia juga menyinggung bahwa BPJS memiliki tingkat kepatuhan pembayaran peserta yang sangat tinggi.
"Ini kalau saya cerita ke luar negeri mereka bisa terheran-heran. Masak iya? Menteri Keuangan aja kebingungan. Karena biasanya collection rate itu tidak pernah 70 persen ke atas, sekarang kita 90 persen lebih," jelasnya.
Cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 jumlah peserta BPJS Kesehatan berada di angka 133,42. Sedangkan pada tahun 2023 jumlah cakupan kepesertaan JKN mencapai 267,31 juta orang.
Berarti hingga saat ini sudah ada 95,75 persen penduduk Indonesia menjadi peserta program JKN dari BPJS Kesehatan.
Simak Video "Video Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Rencana Pemutihan Tunggakan"
(avk/kna)