Menyoal Istilah Second-hand Embarrassment yang Viral usai Debat Cawapres

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 24 Jan 2024 06:30 WIB
Momen suasana debat cawapres. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Debat calon wakil presiden (cawapres) yang digelar pada Minggu malam (21/1/2024) menjadi topik hangat warganet di media sosial. Muncul satu istilah yang banyak disinggung saat menonton debat cawapres adalah second hand embarrassment.

Istilah ini disinggung setelah melihat gaya debat cawapres yang dinilai keluar dari konteks atau 'gimmick'. Hal ini juga tak luput dari sorotan psikiater dr Lahargo Kembaren.

dr Lahargo mengungkapkan second hand embarrassment ini bukan termasuk masalah psikologis dan wajar dialami seseorang karena manusia memiliki empati. Artinya, apa yang dialami seseorang bisa berdampak pada lingkungan terdekat atau di sekitarnya.

"Second-hand embarrassment adalah ketika seseorang secara personal merasa malu, tidak nyaman, atau bersalah ketika menyaksikan sikap dan perilaku orang lain yang memang memalukan atau berperilaku negatif. Ini sebetulnya hanya istilah di masyarakat," jelas dr Lahargo saat dihubungi detikcom, Senin (22/1/2024).

"Meskipun kita bukan merupakan bagian dari proses tersebut dan tidak memiliki hubungan yang cukup erat dengan orang yang melakukan perilaku memalukan tersebut tapi kita tetap bisa merasakan perasaan yang tidak nyaman," lanjut dia.

Pemicu Second-hand Embarrassment

Hal yang memicu masalah psikologis saat second hand embarrassment akan berujung stres, cemas, hingga mengganggu keseharian. dr Lahargo menjelaskan otak memiliki bagian yang berfungsi menganalisis situasi, yaitu bagian pre frontal cortex. Diikuti dengan bagian amygdala yang berperan sebagai pengelolaan emosi.

Ketika seseorang menangkap situasi yang tidak nyaman dengan panca indera, sinyal itu akan diteruskan ke pusat emosi hingga menghasilkan hormon stres, yaitu kortisol. Itu yang memicu pikiran, perasaan, hingga tubuh menjadi tidak nyaman.

"Manusia punya kemampuan empati, yaitu merasakan apa yang mungkin dialami dan dirasakan oleh orang lain. Sehingga saat ada orang lain yang melakukan perilaku memalukan, maka kita pun akan merasakan hal yang sama bila berada di posisinya," tutur dr Lahargo.

"Hal ini akan semakin terasa bila orang yang melakukan perilaku memalukan tersebut adalah orang yang cukup dekat dengan kita," lanjutnya.

Cara Mengatasi Second-hand Embarrassment

Ada beberapa cara yang disarankan untuk menghindari kemungkinan stres hingga cemas setelah mengalami second hand embarrassment. Langkah pertama, berhenti memperhatikan hal yang memalukan, termasuk berhenti membaca atau menonton berulang ulang berita tersebut.

"Selanjutnya, tarik nafas panjang dan hembuskan perlahan. Ini akan membuat saraf parasimpatis bekerja dan kita akan menjadi lebih rileks," kata dr Lahargo.

Jangan lupa untuk melakukan observasi atau memperhatikan keadaan lingkungan sekitar. Ini dinamakan teknik grounding.

"Misalnya seperti melihat benda benda yang ada di sekitar kita, dengarkan suara yang ada di dekat kita, hirup udara segar, pegang dan rasakan permukaan benda dengan telapak tangan, serta rasakan makanan dan minuman yang masuk ke mulut kita," tuturnya.

Langkah terakhir, cobalah untuk mencerna secara rasional tentang apa yang terjadi dan dirasakan saat mengalami second hand embarrassment bukan hal yang diri sendiri alami.

NEXT: Sikap Mental yang Dipilih saat Debat




(sao/naf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork