Kemunculan penyakit treponemal termasuk penyakit kelamin sifilis telah menjadi misteri yang berusaha dipecahkan peneliti. Para ilmuwan di Universitas Zürich berhasil mendapatkan genom bakteri Treponema pallidum tertua yang diketahui dari sisa-sisa manusia prasejarah yang ditemukan di Brasil.
Berusia sekitar 2.000 tahun, mereka menemukan strain T. pallidum kuno tertua yang direkonstruksi selama lebih dari 1.000 tahun. Di antara banyak jenazah yang ditemukan, setidaknya empat di antaranya terinfeksi bakteri penyebab sifilis.
Asal muasal sifilis sendiri telah diperdebatkan sejak epidemi melanda Eropa pada tahun 1495. Christopher Columbus dan anak buahnya sering disalahkan karena membawa infeksi menular seksual ke Eropa, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini sudah ada di benua tersebut sebelum perjalanan mereka.
Dikutip dari IFL Science, analisis genom menunjukkan bakteri tersebut paling dekat hubungannya dengan subspesies modern penyebab bejel, yang juga dikenal sebagai sifilis endemik nonvenereal, suatu kondisi yang menyebabkan lesi pada kulit dan tulang.
Disebut juga sifilis endemik, bejel menyebar dari orang ke orang melalui kontak dengan lesi kulit atau mulut. Saat ini, penyakit ini terjadi di bagian timur Mediterania dan Asia barat yang panas dan gersang, bukan di daerah pesisir dan lembab seperti di Brasil.
Seperti penyakit sipilis kelamin, bejel juga bisa diobati dengan antibiotik. Namun ribuan tahun yang lalu, masyarakat adat di Brasil kemungkinan besar tidak mendapatkan pengobatan yang efektif, sehingga mereka hanya hidup dengan kondisi tersebut.
"Tidak ada teks sejarah yang menggambarkan gejala yang dialami manusia 2.000 tahun lalu. Namun bakteri tersebut kemungkinan besar juga menyebabkan lesi kulit yang serupa [dengan bejel modern]." kata erena Schünemann, ahli paleogenetik di Universitas Zurich.
Simak Video "Video: Maldives Negara Pertama yang Sukses Hentikan Penularan 3 Penyakit Ini"
(kna/kna)