- Cara Mengatasi Sesak Napas 1. Istirahatkan 2. Posisikan Korban dengan Posisi Paling Nyaman 3. Hubungi Layanan Medis 4. Gunakan Oksigen 5. Obati Sesuai dengan Penyebab Sesak Napas 6. Dinginkan dengan Kipas Angin 7. Pernapasan Bibir Mengerucut
- Penyebab Sesak Napas Masalah pada Paru-paru dan Saluran Napas Masalah pada Jantung dan Darah Penyebab lainnya
- Pengendalian Napas
- Kapan Harus ke Dokter?
Sesak napas (dyspnea) adalah perasaan bahwa seseorang tidak mendapatkan cukup udara ke paru-paru. Sehingga, menimbulkan rasa sesak, terengah-engah, hingga berusaha lebih keras untuk bernapas.
Orang dengan penyakit tertentu, kemungkinan akan mengalami masalah pernapasan seperti ini. Seringkali, kesulitan bernapas menjadi keadaan darurat medis.
Untuk itu, ketahui beberapa cara mengatasi sesak napas berikut ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Mengatasi Sesak Napas
Ada beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi sesak napas (setidaknya sampai ambulans tiba). Lakukan langkah berikut ini ke korban yang sesak napas:
1. Istirahatkan
Dilansir dari Very Well Health yang telah ditinjau secara medis oleh Michael Menna, DO, segeralah istirahatkan korban. Pasalnya, semakin banyak energi yang dikeluarkan maka akan semakin banyak oksigen yang digunakan.
2. Posisikan Korban dengan Posisi Paling Nyaman
Setelah diistirahatkan, biarkan orang yang merasakan sesak napas tersebut untuk berbaring, duduk, berdiri, atau posisi apa pun yang membuatnya paling nyaman.
Mengangatkan tangan di atas dada disarankan untuk memaksimalkan ekspansi dada.
Dalam jurnal tahun 2019 oleh dari Sarkar, dkk, dari Department of Pulmonary Medicine, Indira Gandhi Medical College, India, paramedis biasanya memakai 'posisi tripod" yaitu duduk di tepi tempat tidur atau tepi kursi, dengan mencondongkan tubuh ke depan, yang disangga oleh tangan/siku di atas lutut.
Namun, setiap orang mungkin akan berbeda. Jadi, biarkanlah korban memutuskan posisi mana yang paling nyaman.
3. Hubungi Layanan Medis
Apabila setelah beristirahat dalam posisi nyaman selama 2-3 menit tidak berhasil, maka bisa segera hubungi layanan medis atau ambulans.
Hal ini dilakukan apabila kamu yakin bahwa orang tersebut mengalami sesak napas parah.
4. Gunakan Oksigen
Jika korban membawa oksigen, gunakanlah. Umumnya, korban yang memiliki masalah paru-paru kronis mungkin telah diberitahu oleh dokternya jika terlalu banyak oksigen dalam waktu lama bisa menyebabkan lebih banyak masalah.
Jadi selama sesak napas, penggunaan oksigen korban harus sesuai petunjuk dokter.
5. Obati Sesuai dengan Penyebab Sesak Napas
Penyebab sesak napas bisa beragam, dan banyak di antaranya bisa diobati. Misal pasien asma, mereka seringkali punya berbagai alat dan obat untuk mengatasi sesak napas yang tiba-tiba.
Sementara, korban dengan infeksi paru-paru mungkin perlu untuk menemui dokter agar mendapatkan pengobatan. Ada juga korban serangan jantung mungkin memerlukan ambulans segera.
6. Dinginkan dengan Kipas Angin
Dikutip dari webMD, udara sejuk dari kipas angin kecil bisa membantu mengatur napas. Gunakan ini ke bagian pipi dan wajah sampai pernapasan membaik.
7. Pernapasan Bibir Mengerucut
Teknik ini dilakukan untuk memperlambat pernapasan, sehingga korban tidak bekerja terlalu keras pada setiap napas.
Cara ini juga membantu untuk melepaskan semua udara lama di paru-paru, sehingga memungkinkan lebih banyak udara segar masuk.
Untuk melakukannya, bernapaslah melalui hidung selama 2 hitungan. Lalu, kerutkan bibir (seperti sedang meniupkan ciuman), kemudian buang napas melalui mulut selama 4 hitungan.
Penyebab Sesak Napas
Sesak napas bisa disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi (akibat perasaan lelah dari aktivitas normal, seperti olahraga). Namun, paling umum penyebab sesak napas adalah kondisi jantung dan paru-paru.
Dilansir Cleveland Clinic berikut adalah hal-hal yang menyebabkan sesak napas:
Masalah pada Paru-paru dan Saluran Napas
- Radang paru-paru
- Asma
- Tersedak
- Alergi
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Penyakit pernapasan (seperti bronkitis, flu, atau infeksi virus atau bakteri lainnya)
- Peradangan (radang selaput dada) atau cairan (efusi pleura) di sekitar paru-paru
- Cairan (edema paru) atau jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru
- Kanker paru-paru atau mesothelioma pleura
- Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal)
- Sarkoidosis
- TBC
- Paru-paru kolaps sebagian atau seluruhnya (seperti pneumotoraks atau atelektasis)
- Bekuan darah (emboli paru)
Masalah pada Jantung dan Darah
- Gagal jantung
- Anemia
- Kondisi yang mempengaruhi otot jantung seperti kardiomiopati
- Irama jantung tidak normal (aritmia)
- Peradangan di dalam atau sekitar jantung, seperti endokarditis, perikarditis, atau miokarditis
Penyebab lainnya
- Cemas
- Cedera yang membuat kesulitan bernapas (contohnya patah tulang rusuk)
- Pengobatan, seperti statin (obat penurun kolesterol) dan beta-blocker (digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi)
- Suhu ekstrim, baik saat terlalu panas atau terlalu dingin
- Indeks massa tubuh (BMI) di atas 30
- Kurang olahraga (dekondisi otot)
- Apnea tidur yang bisa menyebabkan dispnea nokturnal paroksismal (PND)
Pengendalian Napas
Menurut National Health Service (NHS), pengendalian pernapasan bisa menghasilkan pola pernapasan yang lebih rileks dan lembut.
Cara ini melibatkan relaksasi dada bagian atas, bahu, dan bernapas dengan kecepatan normal, serta menggunakan dada bagian bawah.
Disarankan untuk duduk tegak saat melakukan latihan ini daripada mencondongkan tubuh ke depan. Lakukan langkah-langkah berikut:
- Temukan tempat yang tenang untuk melakukan latihan.
- Duduk dalam posisi yang nyaman dengan leher, bahu, dan punggung ditopang dengan baik. Relakskan bahu dengan meletakkan tangan di paha dan menghela napas (yang akan memungkinkan bahu turun secara alami).
- Letakkan tangan rata di atas perut, lalu berikan sedikit batuk. Otot yang dirasakan di bawah tangan yaitu diafragma.
- Tarik napas dengan lembut, lalu rasakan perut bergerak keluar di bawah tangan saat udara ditarik ke bagian bawah paru-paru.
- Saat melakukan ini, coba bernapas melalui hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut. Kemudian, hembuskan napas 2 kali lebih panjang dari tarikan napas.
- Ingat perut keluar saat menarik napas, dan masuk saat mengeluarkan napas.
Latihan ini bisa dilakukan beberapa kali sehari (bertujuan untuk melakukan 5-10 napas setiap kali berlatih).
Kapan Harus ke Dokter?
Berdasarkan American Lung Association, kunjungilah dokter jika korban mengalami:
- Sesak napas yang tidak diduga akibat aktivitas dan kondisi kebugaran atau kesehatan saat ini.
- Sesak napas yang dialami tidak berkurang setelah diobati atau disertai gejala lain, seperti nyeri dada, sebaiknya segera ke rumah sakit.
Kesulitan bernapas bisa menimbulkan perasaan cemas dan panik yang akan sulit dikendalikan. Sehingga pada akhirnya justru memperparah pernapasan korbannya. Oleh sebab itu, usahakan agar tidak panik, menenangkan korban, dan segera lakukan upaya pertolongan.
Itu tadi penjelasan mengenai pertolongan pertama dan langkah awal yang menjadi cara mengatasi sesak napas. Semoga bermanfaat!
(khq/inf)











































