Kerap Dibandingkan, Ini yang Bikin Beda BPJS Kesehatan Vs Obama Care di AS

Kerap Dibandingkan, Ini yang Bikin Beda BPJS Kesehatan Vs Obama Care di AS

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 07 Mar 2024 09:01 WIB
Kerap Dibandingkan, Ini yang Bikin Beda BPJS Kesehatan Vs Obama Care di AS
Dirut BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti (Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth)
Nusa Dua -

Obama Care, jaminan sosial kesehatan di Amerika Serikat (AS) dinilai tak lebih sukses dari BPJS Kesehatan. Menurut Presiden RI Joko Widodo hal ini sempat diutarakan Obama, 2019 lalu. Dirinya mengaku sempat ikut merasa heran, tetapi kemudian memahami betul perbedaan keduanya.

"Di sini menurut saya, pertama, ada rujukan puskesmas. Di Amerika nggak ada puskesmas. Langsung ke RS sehingga beban semua langsung ke RS di sini, masih ditahan ke puskesmas. Baru kalau sudah berat masuk ke RS," beber Jokowi beberapa waktu lalu kepada wartawan, di Istana Senin (1/3/2024).

"Kedua, aging populasinya di kita ini masih banyak karena ada bonus demografi usia produktif terbanyak sehingga beban dari BPJS itu menjadi lebih ringan dibandingkan di Amerika," lanjut Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti juga menilai kesuksesan BPJS Kesehatan dibandingkan ObamaCare bergantung pada perbedaan jumlah usia produktif. Artinya, AS dibebani dengan laporan pasien sakit lebih banyak di tengah tingginya angka lansia.

"Menurut saya dari leadershipnya aja beda. Dari sistemnya beda. Dari, kalau Pak Presiden kemarin kan bilang dari struktur masyarakatnya, kita banyak, di sana banyak lansia, kita masih banyak yang muda-muda, produktif jadi belum sakit-sakitan ya itu satu hal," tutur Prof Ghufron saat merespons pertanyaan detikcom di media briefing Nusa Dua, Bali, Rabu (6/3/2024).

ADVERTISEMENT

Perbedaan kedua, jaminan kesehatan di AS secara umum menurut Prof Ghufron juga selalu berbasis komersial. "Jadi orang semua cari profit," lanjutnya.

Sementara BPJS Kesehatan jelas non-profit alias berdasarkan asas gotong royong, kelompok kaya membantu pembiayaan kelompok miskin.

Meski begitu, pendanaan untuk kesehatan di AS dari pendapatan domestik bruto (PDB) relatif lebih besar berkisar 16 hingga 18 persen, sementara di Indonesia masih di bawah 5 persen. Namun, hal itu tidak lantas memberikan output atau hasil yang kurang baik.

Menurut Prof Ghufron, angka harapan hidup berdasarkan data BPJS Kesehatan di tabel Mortalitas dan Morbiditas Penduduk Indonesia 2023, untuk pria berada di angka 73,74 tahun, sementara, angka harapan hidup untuk wanita adalah 78,37 tahun.

Tren ini meningkat bila dibandingkan dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) di 2022 untuk pria di 69,93 tahun sementara wanita lebih tinggi yakni 73,83 tahun.

"Nah, kalau 74 di Indonesia dibanding AS 76, jauh lebih baik Indonesia," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Rencana Pemutihan Tunggakan"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Berita Terkait