Otoritas Kesehatan Jepang Gerebek Pabrik Ke-2 Suplemen Terkait dengan 5 Kematian

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Selasa, 02 Apr 2024 14:01 WIB
Ilustrasi suplemen (Foto: iStock)
Jakarta -

Otoritas Kesehatan Jepang menggeledah perusahaan Kobayashi Pharmaceutical kedua di Jepang bagian Barat pada hari Minggu. Hal ini dilakukan setelah perusahaan tersebut melaporkan lima kematian yang mungkin terkait dengan suplemen kesehatan yang mereka produksi.

Inspeksi di Prefektur Wakayama dilakukan setelah pemeriksaan pada hari Sabtu di Osaka, memperluas penyelidikan terhadap penggunaan bahan ragi merah atau disebut Beni-Koji oleh pembuat obat tersebut.

Dikutip dari Reuters, Kobayashi yang berbasis di Osaka mengatakan pihaknya menemukan apa yang tampaknya asam puberulat yang berpotensi beracun yang mungkin dihasilkan oleh penicillium jamur biru dalam bahan Beni-Koji yang diproduksi antara April lalu dan Oktober di pabrik Osaka.

Hingga Jumat, 114 orang telah dirawat di rumah sakit dan lima orang meninggal setelah mengonsumsi suplemen, yang dipasarkan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol.

Penyebab kematian tersebut sampai saat ini belum dapat dikonfirmasi, kata pejabat di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang kepada Reuters.

"Namun diduga Beni-Koji menjadi penyebabnya, jadi kami telah memeriksa dua pabrik dalam dua hari," katanya.

Kobayashi mengatakan pada hari Jumat, pihaknya sedang menyelidiki dugaan hubungan antara produk tersebut dan efeknya terhadap ginjal sejak menerima laporan penyakit ginjal yang terkait dengan produk tersebut.

"Kami akan sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini sedini mungkin," kepala hubungan investor Kobayashi, Yuko Tomiyama, mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu dalam rekaman yang ditayangkan oleh lembaga penyiaran publik NHK.

"Kementerian Kesehatan akan 'bergandengan tangan' dengan kementerian lain terkait untuk melakukan yang terbaik menyelesaikan kasus yang sedang berlangsung ini sambil meminta Kobayashi Pharma untuk bekerja sama jika diperlukan dalam menyelidiki kasus ini."




(suc/suc)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork