Dorman Borisman, aktor yang tenar berkat perannya dalam film-film Warkop DKI, meninggal dunia pada Selasa (7/5/2024) malam. Sebelum meninggal, Dorman ternyata bergelut dengan sejumlah penyakit dalam 5 tahun terakhir.
Hal itu diungkapkan oleh kerabat sekaligus murid Dorman, Eddie Karsito. Eddie mengatakan sang aktor bahkan sering keluar masuk rumah sakit akibat masalah kesehatan yang diidapnya.
"Abang (Dorman) ini kan pertama stroke, stroke pertama aman, stroke kedua bikin kondisinya kurang membaiklah, ya rawat berjalan," ujar Eddie, dikutip dari detikhot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stroke bukan satu-satunya momok yang dihadapi Dorman. Pemeran Yudhis di serial Saras 008 itu juga didiagnosis mengidap penyakit gula dan anemia.
"Abang kan penyakitnya nggak cuma satu, ada gula, terindikasi ada anemia," tutur Eddie.
Kondisi kesehatan Dorman pun kian memburuk saat bulan puasa lalu. Bahkan, aktor kelahiran 1951 itu harus menjalani amputasi kaki akibat penyakit gula yang diidapnya.
"Sejak puasa kemarin Abang kondisinya makin menurun, kemudian jempol kakinya mulai bengkak dan membiru akibat gula. Jadi kemudian disarankan untuk diamputasi," jelas Eddie.
"Kemarin sempat antara ingin operasi atau nggak. Sampai sekitar seminggu yang lalu dirawat. Baru sekitar 3 hari yang lalu dioperasi, kaki yang kanan diamputasi. Dari amputasi sampai tadi meninggal di ICU sampai tadi Abang dinyatakan meninggal," sambungnya.
Kenapa Penyakit Gula Bisa Berujung Amputasi?
Dikutip dari Healthline, amputasi merupakan salah satu komplikasi yang bisa disebabkan oleh diabetes. Pada beberapa kasus, diabetes yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan menyebabkan penyakit arteri perifer (PAD).
PAD membuat pembuluh darah di kaki menjadi sempit, sehingga menghambat aliran darah ke bagian tubuh tersebut. Jika aliran darah terhambat, maka proses penyembuhan luka akan terganggu, dan tubuh kesulitan melawan infeksi.
Seiring waktu, PAD dapat menyebabkan gangrene, yakni kematian jaringan yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangrene dapat memungkinkan infeksi menyebar ke tulang. Ketika infeksi sudah tidak bisa dihentikan, atau kerusakan tidak dapat diperbaiki, maka amputasi perlu dilakukan untuk mencegah penyebarannya.











































