Sifat-sifat Kimia BPA dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat-sifat Kimia BPA dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Sabtu, 03 Agu 2024 10:28 WIB
Sifat-sifat Kimia BPA dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemanfaatan BPA dalam keseharian (Foto: Getty Images/iStockphoto/monticelllo)
Jakarta -

Bisfenol A atau disingkat BPA merupakan bahan kimia yang telah digunakan selama lebih dari 40 tahun dalam pembuatan plastik polikarbonat (PC) dan resin epoksi. Turunan BPA digunakan, dalam batas tertentu, sebagai bahan tambahan dalam plastik polyvinyl chloride (PVC).

Polikarbonat juga banyak digunakan sebagai bahan kemasan pangan, antara lain botol susu bayi, botol air minum, hingga tableware. Sementara resin epoksi digunakan sebagai pelapis pelindung bagian dalam kaleng makanan dan minuman.

Polikarbonat dan resin epoxy juga digunakan dalam produk konsumen yang digunakan sehari-hari seperti peralatan elektronik, misalnya komputer dan ponsel, peralatan medis, helm, dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi sangat krusial, sangat penting perannya dalam kehidupan kita," ucap pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Achmad Zainal Abidin dalam perbincangan dengan detikcom.

Namun demikian, BPA kerap menjadi sorotan lantaran dianggap bisa berdampak pada kesehatan. Paparan BPA dari pangan dapat terjadi melalui terlepasnya migrasi BPA dari plastik polikarbonat atau dari kaleng yang dilapisi dengan resin epoksi.

ADVERTISEMENT

Faktanya, proses terjadinya migrasi BPA tidak sesimpel itu. Perpindahan senyawa BPA dari kemasan ke bahan makanan atau minuman dipengaruhi banyak faktor, antara lain temperatur, tekanan, jenis bahan, hingga sifat keasaman bahan yang dikemas.

Selain itu, Zainal juga mengatakan bahwa migrasi hanya terjadi pada residu BPA yang terperangkap ketika tidak bereaksi sempurna menjadi plastik. Migrasi, ditegaskannya, tidak terjadi pada plastik yang telah bereaksi sempurna.

"Sedangkan yang copot dari plastik, terbukti dalam penelitian itu bukan BPA, tapi bahan lain," tegasnya.

Meski begitu, Zainal mengatakan memang ada aturan yang membatasi kadar cemaran BPA dari kemasan makanan atau minuman. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) misalnya, dalam Peraturan BPOM No 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan menetapkan batas migrasi maksimal BPA adalah sebesar 0,6 bagian perjuta (bpj).

"Kalau yang saya tahu, ketetapan BPOM sendiri sudah mengambil angka yang sangat aman. Jadi kalau misalnya membahayakan itu pada seper-seribu, maka BPOM mengambil yang 100 kali lebih amannya," imbuhnya.




(up/up)

Berita Terkait