Kebanyakan Cuti Bersama Bisa Bikin Otak Nge-Lag, Apalagi Kalau Liburannya Begini

Kebanyakan Cuti Bersama Bisa Bikin Otak Nge-Lag, Apalagi Kalau Liburannya Begini

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 27 Mei 2025 16:06 WIB
Kebanyakan Cuti Bersama Bisa Bikin Otak Nge-Lag, Apalagi Kalau Liburannya Begini
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Poike)
Jakarta -

Libur cuti bersama merupakan salah satu momen yang ditunggu-tunggu. Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat menikmati banyak akhir pekan panjang karena dibarengi dengan beberapa cuti bersama.

Tren ini dimulai pada Mei dan akan berlanjut sampai Juni. Bagi sebagian orang, mungkin ini menjadi momen yang menyenangkan. Tapi nyatanya, kebanyakan libur juga bisa mengganggu konsentrasi dan fokus saat kembali bekerja.

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengaitkan hal tersebut dengan kondisi post-holiday blues. Kondisi ini dapat terjadi pasca liburan dan memicu stres, kesulitan fokus, hingga menurunnya perhatian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah menjalani liburan, otak terbiasa berada dalam kondisi yang santai, relax, happy, banyak distraksi atau kegiatan baru yang menyenangkan," ujar Sari ketika dihubungi detikcom, Senin (26/5/2025).

"Kemudian kembali ke rutinitas dengan badan yang dijadwalkan kembali dari pagi sampai sore, atau bahkan mungkin sampai malam untuk bekerja, untuk fokus, konsentrasi, itu bisa mengalami stres tertentu karena perlu untuk beradaptasi lagi, menjaga fokus dan perhatiannya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Meski dapat mempengaruhi kinerja, Sari menuturkan bahwa ini kembali lagi pada kondisi tiap orang masing-masing. Beberapa orang mungkin memiliki adaptasi yang buruk, tapi sebagian yang lainnya lebih baik.

Mengondisikan liburan yang baik untuk kondisi psikologis juga penting menurut Sari. Terkadang kondisi post-holiday blues juga bisa disebabkan oleh kualitas liburan yang buruk.

Ciri liburan yang tidak baik untuk kondisi psikologis antara lain bila tidak dilakukan dengan menyenangkan, jadwal liburan disusun dengan buruk, hingga interaksi yang buruk atau disertai konflik dengan orang lain selama liburan.

"Itu akan membuat badan itu menjadi kelelahan, sehingga tujuan liburan yang seharusnya isi ulang energi, isi ulang semangat, motivasi, menjadi jauh lebih lelah," katanya.

"Ditambah dengan kerja sebelumnya, liburan juga lelah, yang ada begitu masuk ke masa kerja lagi, tubuh itu sudah kehabisan energi dan mood-nya juga tidak dalam kondisi yang baik," tandas Sari.




(avk/kna)

Berita Terkait