Robot untuk Operasi Batu Ginjal? Bukan Khayal, Indonesia Punya Teknologinya

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Jumat, 18 Jul 2025 17:11 WIB
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Georgiy Datsenko)
Jakarta -

Ada banyak prosedur yang dilakukan oleh dokter untuk memecahkan batu ginjal. Mulai dari yang melibatkan gelombang kejut, menggunakan selang tipis bernama uteroskop, sayatan kecil di punggung, hingga operasi bedah terbuka.

Namun, kini penanganan batu ginjal di Indonesia sudah semakin maju. Para dokter mulai menggunakan metode minimal invasif atau tindakan yang seminimal mungkin melukai tubuh. Termasuk dengan bantuan robot (robotic surgery).

Sebagai informasi, pemilihan metode pengobatan biasanya disesuaikan dengan ukuran batu, letaknya di ginjal, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Ada beberapa pilihan terapi yang bisa digunakan, di antaranya:

  • ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

Prosedur non-bedah menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu.

  • RIRS (Retrograde Intrarenal Surgery)

Prosedur menggunakan selang kecil (endoskop) yang dimasukkan lewat saluran kemih hingga ke ginjal untuk memecah dan mengeluarkan batu.

  • PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy)

Prosedur bedah dengan membuat sayatan kecil di kulit dan memasukkan alat langsung ke ginjal untuk mengangkat batu.

Robotik Sebagai Terobosan Baru

Spesialis urologi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Widi Atmoko, SpU(K), FECSM, FACS mengatakan saat ini operasi penghancuran batu ginjal tak lagi meninggalkan luka luar. Salah satu prosedur modern yang sangat minim luka, salah satunya adalah RIRS.

Dengan bantuan robot, menurut dr Widi, tindakan akan menjadi lebih presisi dengan stabilitas yang juga lebih tinggi. Selain itu, paparan radiasi jauh lebih rendah bagi dokter karena mereka mengoperasikan robot dari konsol yang terlindung.

"Robot ini membantu kami dalam tindakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Jadi dia memecahkan batu di dalam ginjal, menggunakan alat fleksibel dan kamera yang ada di scope-nya. Alat ini bisa masuk (lewat saluran kencing) dan ujungnya bisa gerak-gerak untuk menembak batu dengan laser," kata dr Widi kepada detikcom, Rabu (25/6/2025).

"Kita bisa melihat semua ruangan di dalam ginjal dan mencari batunya. Tanpa alat ini (robotik RIRS), beberapa kasus kalau batunya besar, bisa membuat dokternya capek, karena (operasi) bisa sejam atau dua jam gitu kan," sambungnya.




(dpy/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork