Precision medicine atau pengobatan yang lebih presisi berdasarkan profil genetik masing-masing, akan mulai lebih banyak diterapkan demi meningkatkan peluang kesembuhan. Hal ini menjawab keluhan sejumlah pasien yang tak kunjung sembuh, atau perlu bergonta-ganti obat hingga benar-benar pulih.
Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Setiaji, manfaat precision medicine juga terlihat dari sejumlah pengobatan yang bisa dipangkas masa pemulihannya.
"Dengan kita tahu genomik-nya, dari yang semula pengobatan butuh waktu hitungan bulan, bisa dilakukan lebih cepat, karena kita tahu obat tepat yang diberikan sesuai data genomik," beber Setiaji dalam konferensi pers Senin (3/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan semacam ini relatif mahal, sehingga pemerintah membuka program SatuDNA, yang hingga kini masih terbuka gratis untuk masyarakat. Pendaftaran bisa dilakukan melalui aplikasi SatuSEHAT.
"Sekarang kami buka juga namanya SatuDNA, jadi teman-teman masyarakat bisa daftar di sana untuk mendapatkan pemeriksaan genomik secara gratis. Saat ini masih gratis, tujuannya untuk mendapatkan potret dulu," jelas Setiaji.
Data genomik untuk memetakan potret kondisi warga di Indonesia, termasuk terkait penyakit.
"Kalau dulu menentukan diabetes itu berdasarkan angka di atas 100, kan ada dasarnya. Nah sekarang juga sama, kita mau tahu seseorang punya gen yang normal atau berbeda, dan itu bisa kita lakukan lewat tes ini," tambahnya.
Program SatuDNA menjadi langkah awal menuju personalized medicine, konsep pengobatan dan pencegahan penyakit yang disesuaikan dengan profil genetik masing-masing individu.
Ketika ditanya soal kekhawatiran masyarakat terkait keamanan dan transparansi data genomik, Setiaji menegaskan semua pengambilan dan pengelolaan data dilakukan dalam ekosistem Kemenkes dan berbasis rumah sakit nasional, bukan pihak asing.
"Sekarang banyak masyarakat justru tes DNA di luar negeri, dan datanya tersimpan di luar. Nah, dengan adanya hub-hub yang kita siapkan ini, pengambilannya dilakukan di rumah sakit di Indonesia, jadi datanya aman dan tetap di dalam negeri," katanya.
Langkah ini sekaligus menjadi strategi kedaulatan data kesehatan nasional, memastikan bahwa informasi genetika masyarakat Indonesia tidak disimpan atau diolah di luar sistem kesehatan nasional.
Bank DNA Nasional di Bogor
Sebagai infrastruktur pendukung, Kemenkes kini tengah menyiapkan pembangunan gen bank nasional yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Fasilitas ini akan berfungsi sebagai pusat penyimpanan sampel DNA, pusat riset, dan pusat komputasi genomik nasional.
"Kita lagi bangun gen bank-nya di Bogor. Nantinya, tempat ini menjadi pusat penyimpanan sampel, pusat riset, dan pusat realisasi penelitian," kata Setiaji.
"Mudah-mudahan akhir tahun depan sudah bisa beroperasi," tambahnya optimistis.
Bank DNA ini akan menjadi pusat integrasi nasional bagi seluruh data genomik yang dikumpulkan dari rumah sakit dan laboratorium di seluruh Indonesia. Beberapa rumah sakit sudah mulai mengumpulkan sampel DNA, yang nantinya akan dikirim dan dikelola di pusat gene bank tersebut.
Selain menjadi pusat penyimpanan, fasilitas ini juga dirancang sebagai tempat kolaborasi ilmuwan dari berbagai bidang: bioinformatika, bioteknologi, kedokteran, hingga kebijakan publik.
Simak Video "Video: Kemenkes Pastikan Keamanan Data Tes DNA Warga +62 "
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)











































