Kemenkes Fokus Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Aceh Tamiang

Kemenkes Fokus Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Aceh Tamiang

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 09 Des 2025 10:15 WIB
Kemenkes Fokus Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Aceh Tamiang
Ilustrasi. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan pihaknya akan fokus memperbaiki rumah sakit di Aceh. Ini dilakukan agar layanan kesehatan di tempat terdampak bencana alam bisa kembali berjalan dengan baik.

"Yang kita kejar itu ada dua. Pertama, rumah sakitnya kita hidupkan dulu, ini kan ada 18 (RS), itu masih di Aceh ya. Kalau di Sumatera Barat sama di Sumatera Utara sudah beroperasi semua rumah sakitnya, yang di Aceh ada 18 yang terkena bencana, nah itu rumah sakitnya mau kita hidupkan," kata Menkes dikutip dari Antara News, Selasa (9/12/2025).

Menkes mengungkapkan hingga saat ini ada enam rumah sakit di Aceh yang belum beroperasi penuh. Ia berharap pemulihan rumah sakit ini bisa segera dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, terdapat beberapa kondisi kesehatan yang membutuhkan penanganan segera, misalnya pasien cuci darah. Orang dengan masalah ginjal bisa membutuhkan cuci darah beberapa kali seminggu.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, ini dapat begitu berbahaya untuk mereka.

ADVERTISEMENT

"Tapi yang masih sangat ketinggalan itu yang di Aceh Tamiang. Nah, itu diharapkan mulai besok instalasi gawat darurat (IGD)-nya sudah bergerak karena kita prioritasnya IGD-nya dulu, jadi perawatan bisa mengejar, kemudian ruang operasi, kemudian yang cuci darah, karena cuci darah itu kalau terlambat bisa berbahaya," sambungnya.

Beberapa Akses Masih Tertutup

Menkes menyebut saat ini pihaknya fokus menempatkan dokter internship ke Provinsi Aceh sebagai wilayah paling terdampak. Beberapa wilayah bahkan masih tertutup aksesnya sehingga tidak bisa dilewati.

Sekitar 300 puskesmas rusak dan 50 unit di antaranya masih belum bisa diakses akibat bencana alam. Ia berharap daerah yang terisolasi bisa segera terhubung agar dokter dan kebutuhan obat-obatan bisa masuk.

"Kebutuhan dokter-dokter itu, terutama di puskesmas-puskesmas yang dekat dengan pusat-pusat pengungsian, dipastikan harus ada. Sebenarnya bukan hanya dokter, melainkan alat kesehatan juga obat-obatannya karena berdasarkan laporan dari Kementerian Pertahanan, banyak penyakit kulit, diare sama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/kna)

Berita Terkait