Foto-foto: Koalisi LSM Serukan Akses Obat Murah untuk Hepatitis

Obat terbaru untuk hepatitis, sofosbuvir terbukti efektif menurunkan viral load atau jumlah virus hepatitis. Namun harganya yang sangat mahal membuatnya susah diakses oleh pasien. Foto: AN Uyung Pramudiarja

Mengutip jurnal The Lancet, Koalisi Obat Murah (KOM) yang merupakan gabungan 16 LSM mengklaim 150 ribu orang di seluruh dunia meninggal tiap tahunnya karena hepatitis C. Di Indonesia, diperkirakan 43 orang meninggal karena penyakit yang sama. Foto: AN Uyung Pramudiarja

Obat yang selama ini dipakai untuk terapi hepatitis, yakni pegylated interferon, juga terbilang mahal. Namun belakangan, pemerintah memasukkannya dalam formularium JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Foto: AN Uyung Pramudiarja

Gilead, perusahaan yang memproduksi sofosbuvir telah mengurus registrasi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) pada Maret 2015. Kementerian Kesehatan berjanji akan mendorong agar prosesnya bisa lebih cepat. Foto: AN Uyung Pramudiarja

Infeksi virus hepatitis B dan C kerap tidak terdeteksi. Dalam jangka panjang, penyakit ini bisa memicu sirosis atau pengerasan hati yang bisa berkembang menjadi kanker yang mematikan. Foto: AN Uyung Pramudiarja

Obat terbaru untuk hepatitis, sofosbuvir terbukti efektif menurunkan viral load atau jumlah virus hepatitis. Namun harganya yang sangat mahal membuatnya susah diakses oleh pasien. Foto: AN Uyung Pramudiarja
Mengutip jurnal The Lancet, Koalisi Obat Murah (KOM) yang merupakan gabungan 16 LSM mengklaim 150 ribu orang di seluruh dunia meninggal tiap tahunnya karena hepatitis C. Di Indonesia, diperkirakan 43 orang meninggal karena penyakit yang sama. Foto: AN Uyung Pramudiarja
Obat yang selama ini dipakai untuk terapi hepatitis, yakni pegylated interferon, juga terbilang mahal. Namun belakangan, pemerintah memasukkannya dalam formularium JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Foto: AN Uyung Pramudiarja
Gilead, perusahaan yang memproduksi sofosbuvir telah mengurus registrasi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) pada Maret 2015. Kementerian Kesehatan berjanji akan mendorong agar prosesnya bisa lebih cepat. Foto: AN Uyung Pramudiarja
Infeksi virus hepatitis B dan C kerap tidak terdeteksi. Dalam jangka panjang, penyakit ini bisa memicu sirosis atau pengerasan hati yang bisa berkembang menjadi kanker yang mematikan. Foto: AN Uyung Pramudiarja