"Saya memang tidak punya lengan atau kaki, tapi saya tak ingin hal ini menghalangi hidup saya. Meskipun pernah diperlakukan tak adil, saat ini saya ingin menunjukkan pada orang-orang bahwa saya bisa bangkit," tutur Zuly.
Sang ibu, Guillermina, mengaku sempat terkejut saat mengetahui putrinya terlahir dengan kondisi seperti itu. Namun ia yakin Zuly bisa menjadi seseorang yang kuat dan menginspirasi banyak orang.
Guillermina mengajarkan Zuly untuk melakukan hal-hal dasar seperti merapikan tempat tidur, menggosok gigi, dan mengganti pakaian. (Foto: Barcroft)
Sang ibu juga mengajarkan Zuly agar bisa menggunakan mulut dan dan sebagian lengannya untuk memegang sesuatu. Oleh sebab itu, Zuly menjadi mandiri dan ia bahkan bisa merias wajahnya sendiri. (Foto: Barcroft)
Di usia 18 tahun Zuly kemudian masuk ke kursus seni dan belajar melukis. Hebatnya, karya-karya Zuly tak kalah indah dibandingkan dengan teman-temannya yang memiliki kondisi fisik sempurna. (Foto: Barcroft)
Sempat di-bully saat sekolah, Zuly memang sempat depresi dan memutuskan bergabung dengan kegiatan di gereja lokal. Dari situ ia mulai belajar untuk berbicara di hadapan orang banyak dan memberi inspirasi. (Foto: Barcroft)