Melihat Fenomena Hotel Jenazah di Jepang

Sousou merupakan satu dari banyak bisnis hotel jenazah yang ada di Jepang. Fungsinya adalah sebagai penyimpanan jenazah sementara sampai keluarga mendapatkan krematorium untuk melakukan upacara kremasi.

Tampak pada foto, seorang warga Jepang sedang melayat di hotel jenazah. (Foto: Thomas Peter/Reuters)

20.000 Orang meninggal tiap tahunnya di Jepang. Diperkirakan pada tahun 2040, 1,7 juta orang Jepang meninggal tiap tahun. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Berbeda dengan rumah penyimpanan jenazah lainnya, jenazah di Sousou tidak dibekukan. Keluarga hanya menyewa kamar layaknya hotel dan peti jenazah dihias sedemikian rupa. Disediakan juga bangku dan meja untuk keluarga yang datang melayat. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Sayangnya, fenomena ini bukan tanpa keluhan dari penduduk sekitar. Karena tidak dibekukan dan hanya menggunakan pendingin ruangan, warga sekitar Sousou mengeluhkan soal bau tak sedap di lingkungan mereka.

Tampak pada foto, gedung Sousou terlihat dari depan. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Tarif yang diberikan pun tidak terlalu mahal, kurang lebih 9000 yen atau Rp 1,1 juta untuk satu malam. Masing-masing jenazah diberi waktu maksimal 4 hari untuk menginap. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Sousou merupakan satu dari banyak bisnis hotel jenazah yang ada di Jepang. Fungsinya adalah sebagai penyimpanan jenazah sementara sampai keluarga mendapatkan krematorium untuk melakukan upacara kremasi. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Hirokazu Hosaka (69) baru saja memasukkan jenazah ibunya ke hotel jenazah milik Takegishi. Ia mengatakan tempat ini sangat bermanfaat dan membantu anggota keluarga dari jauh yang belum sempat melayat. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Sousou merupakan satu dari banyak bisnis hotel jenazah yang ada di Jepang. Fungsinya adalah sebagai penyimpanan jenazah sementara sampai keluarga mendapatkan krematorium untuk melakukan upacara kremasi.Tampak pada foto, seorang warga Jepang sedang melayat di hotel jenazah. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
20.000 Orang meninggal tiap tahunnya di Jepang. Diperkirakan pada tahun 2040, 1,7 juta orang Jepang meninggal tiap tahun. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Berbeda dengan rumah penyimpanan jenazah lainnya, jenazah di Sousou tidak dibekukan. Keluarga hanya menyewa kamar layaknya hotel dan peti jenazah dihias sedemikian rupa. Disediakan juga bangku dan meja untuk keluarga yang datang melayat. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Sayangnya, fenomena ini bukan tanpa keluhan dari penduduk sekitar. Karena tidak dibekukan dan hanya menggunakan pendingin ruangan, warga sekitar Sousou mengeluhkan soal bau tak sedap di lingkungan mereka.Tampak pada foto, gedung Sousou terlihat dari depan. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Tarif yang diberikan pun tidak terlalu mahal, kurang lebih 9000 yen atau Rp 1,1 juta untuk satu malam. Masing-masing jenazah diberi waktu maksimal 4 hari untuk menginap. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Sousou merupakan satu dari banyak bisnis hotel jenazah yang ada di Jepang. Fungsinya adalah sebagai penyimpanan jenazah sementara sampai keluarga mendapatkan krematorium untuk melakukan upacara kremasi. (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Hirokazu Hosaka (69) baru saja memasukkan jenazah ibunya ke hotel jenazah milik Takegishi. Ia mengatakan tempat ini sangat bermanfaat dan membantu anggota keluarga dari jauh yang belum sempat melayat. (Foto: Thomas Peter/Reuters)