Mengintip Laboratorium Tempat Nyamuk Ber-Wolbachia Diciptakan

Bakteri Wolbachia yang dipakai secara alami ditemukan pada 60 persen serangga. Dalam eksperimen ini, Wolbachia yang diinjeksikan diambil dari fruit flies. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Dalam tubuh nyamuk, Wolbachia akan mengeblok virus Dengue sehingga tidak menular saat nyamuk mengisap darah manusia. "Wolbachia dan Dengue berkompetisi dalam tubuh nyamuk," kata Prof Cameron Simmons. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Wolbachia diinjeksikan dengan jarum mikroskopis pada telur nyamuk Aedes aegypti. Butuh ribuan kali percobaan hingga akhirnya para Ilmuwan sukses menginjeksikan bakteri tersebut ke tubuh nyamuk Aedes. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan di sejumlah lokasi yang menjadi bagian dari Elmininate Dengue Program (EDP). Di Indonesia, pelepasan skala kecil dilakukan di Sleman Yogyakarta sejak 2014 dan akan dilanjutkan dengan pelepasan skala besar pada 2016. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia akan menghasilkan keturunan yang juga terinfeksi Wolbachia. Sedangkan nyamuk jantan yang terinfeksi membuahi betina yang tidak terinfeksi, maka telurnya tidak menetas. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Pengamatan di Cairns, di wilayah timur laut Queensland, menunjukkan bahwa Wolbachia tetap tinggi pada populasi nyamuk. Dilaporkan tidak ada penularan dengue secara lokal. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Berbagai penelitian terbaru menunjukkan Wolbachia juga efektif untuk mengeblok virus Zika. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Dibandingkan dengan modifikasi genetik, modifikasi dengan menginjeksikan Wolbachia pada nyamuk dinilai lebih efisien. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Bakteri Wolbachia yang dipakai secara alami ditemukan pada 60 persen serangga. Dalam eksperimen ini, Wolbachia yang diinjeksikan diambil dari fruit flies. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Dalam tubuh nyamuk, Wolbachia akan mengeblok virus Dengue sehingga tidak menular saat nyamuk mengisap darah manusia. Wolbachia dan Dengue berkompetisi dalam tubuh nyamuk, kata Prof Cameron Simmons. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Wolbachia diinjeksikan dengan jarum mikroskopis pada telur nyamuk Aedes aegypti. Butuh ribuan kali percobaan hingga akhirnya para Ilmuwan sukses menginjeksikan bakteri tersebut ke tubuh nyamuk Aedes. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan di sejumlah lokasi yang menjadi bagian dari Elmininate Dengue Program (EDP). Di Indonesia, pelepasan skala kecil dilakukan di Sleman Yogyakarta sejak 2014 dan akan dilanjutkan dengan pelepasan skala besar pada 2016. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia akan menghasilkan keturunan yang juga terinfeksi Wolbachia. Sedangkan nyamuk jantan yang terinfeksi membuahi betina yang tidak terinfeksi, maka telurnya tidak menetas. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Pengamatan di Cairns, di wilayah timur laut Queensland, menunjukkan bahwa Wolbachia tetap tinggi pada populasi nyamuk. Dilaporkan tidak ada penularan dengue secara lokal. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Berbagai penelitian terbaru menunjukkan Wolbachia juga efektif untuk mengeblok virus Zika. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)
Dibandingkan dengan modifikasi genetik, modifikasi dengan menginjeksikan Wolbachia pada nyamuk dinilai lebih efisien. (Foto: AN Uyung P/detikHealth)