Vascular graft merupakan solusi untuk mengatasi atherosklerosis atau pengerasan pembuluh darah yang bisa memicu stroke dan penyakit jantung koroner bila tidak teratasi. Namun graft alternatif dibutuhkan mengingat graft yang ada seperti dari hewan atau donor rentan ditolak. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR
Graft pembuluh darah bikinan lima mahasiswa jurusan Teknobiomedik Universitas Airlangga ini terbuat dari PLLA (poly-L lactic acid), kitosan dan kolagen. PLLA disebut aman karena akan terurai menjadi asam laktat yang dapat diserap tubuh. Sedangkan kombinasi antara kitosan dan kolagen dapat membantu perlekatan sel, sehingga ke depannya ketika graft terurai dan akan tergantikan oleh sel tubuh pasien sendiri. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR
Menurut tim ini, graft dari donor dan hewan perlahan mulai ditinggalkan karena keduanya rentan mengakibatkan reaksi penolakan dari tubuh pasien. "VG (vascular graft) sintetis yang terbuat dari Dacron sehingga rentan mengalami kalsifikasi (pengapuran, red) yang artinya sulit terurai di dalam tubuh," jelas Iffa, ketua tim peneliti. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR
Proses pengembangan graft pembuluh darah ini hanya memakan waktu beberapa bulan, yaitu dimulai sejak bulan Maret 2017. Ketua tim peneliti, Iffa menjelaskan graft ini dibuat dengan alat elektrospinning. "PLLA, kitosan, kolagen yang berbentuk serbuk dilarutkan kemudian dimasukkan ke alat elektrospinning yang kemudian akan menjadikannya fiber atau serat," papar Iffa. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR
Iffa dan timnya telah berhasil mengujicobakan graft ini pada kelinci dan terbukti dapat diterima oleh tubuh hewan tersebut, dengan cara memotong pembuluh darah kelinci lalu menggantinya dengan graft buatan mereka. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR
Inovasi graft ini juga telah mendapatkan pengakuan dari salah satu dokter bedah di Surabaya, yaitu dr Herry Wibowo, SpB, M.Kes., yang berpraktik di RS Wijaya Wiyung. Menurutnya, graft ini memiliki potensi tinggi untuk digunakan dalam operasi. Foto: Iffa Aulia Fiqrianti/UNAIR