Bukan hanya siap untuk menikah, calon pengantin juga harus siap untuk punya anak. Menurut psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi Sri Juwita Kusumawarhdani MPsi, tidak semua orang siap untuk mengemban tanggung jawab memiliki anak. Menikah idealnya melibatkan dua orang dewasa yang mampu saling mengurus, saling bertanggung jawab, dan saling bertoleransi. Sedangkan, menjadi orang tua artinya dituntut untuk menjadi pihak yang mengurus, merawat, serta melindungi bayi yang 'lemah'. Foto: Thinkstock
Untuk menikah, tentu saja harus mempersiapkan mental. Bukan hanya mental untuk melakukan pernikahan, tapi kesiapan mental untuk membangun dan membina rumah tangga. "Kesiapan mental di sini tidak hanya kemauan untuk menikah atas keinginan sendiri, tetapi juga kesiapan bahwa akan ada penambahan peran dan tanggung jawab," ujar psikolog klinis dewasa, Wulan Ayu Ramadhani, MPsi. Foto: Getty Images
Menikah berarti menambah tanggungjawab, maka dari itu baik pria maupun wanita yang sudah siap menikah harus memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah. "Kalau menikah hanya karena ingin ada teman berbagi saat ada permasalahan, lalu bagaimana jika masalah tersebut datang dari pasangan? Ada banyak hal lain yang perlu direncanakan dan dipersiapkan dalam pernikahan, termasuk di antaranya adalah keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan," kata psikolog Wulan. Foto: Thinkstock
Pernikahan bukan hanya sekedar mempersiapkan resepsi, tapi sangat penting untuk mempersiapkan kesehatan. "Idealnya perempuan yang akan menikah minimal melakukan tes darah rutin. Dari hasil tes akan diketahui adanya kemungkinan gejala penyakit tertentu, misalnya thalassemia," ujar Dr. Indira Hinduja, seorang dokter kandungan dan ginekologis. Foto: ts
Bukan hanya siap punya anak, calon pengantin juga wajib memiliki bekal untuk mengasuh dan mendidik anak. Hal ini meliputi pemahaman dan pengetahuan tentang pengasuhan anak yang juga terkait dengan stimulasi dan nutrisi tepat untuk anak. "Kegagalan dalam mendidik anak karena sebagian orang tua tidak mengetahui bagaimana pentingnya proses asah, asih dan asuh," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD. Foto: Thinkstock