Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Makan Pedas

Saat makan sambal atau saus pedas, pasti mulut terasa panas dan seperti terbakar. Hal ini karena reseptor pada lidah mendeteksi suhu dan menunjukkan rasa sakit karena adanya capsaicin yang terkandung dalam cabai. Maka dari itumulut akan merasa panas dan sakit tapi hanya sementara. Foto: ilustrasi/thinkstock
Selain terasa panas di mulut, saat makan pedas suhu tubuh juga mengalami thermogenesis, yaitu proses di mana suhu internal tubuh meningkat. Inilah yang membuat tubuh berkeringat, hidung berair, dan wajah menjadi merah karena permbuluh-pembuluh kecil atau yang disebut kapiler melebar. Foto: Instagram
Setelah lidah merasakan terbakar, sistem saraf tubuh akan menanggapi dengan melepaskan endorfin. Endorfin inilah yang mengatasi rasa sakit akibat kepedasan. Maka dari itu, kebanyakan orang merasa bahagia setelah makan pedas. Foto: ilustrasi/thinkstock
Pernah merasa jantung berdegup lebih kencang setelah makan pedas? Ini karena rasa pedas meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Foto: ilustrasi/thinkstock
Ini yang paling sering terjadi, ketika makan pedas mulut akan mengeluarkan lebih banyak air liur. Kelenjar liur memproduksi lebih banyak air liur untuk membersihkan capsaicin yang ada di mulut. Foto: Instagram
Untuk orang yang memiliki sakit mag memang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan pedas. Karena makanan pedas bisa mengikat reseptor esofagus yang dapat menimbulkan sensasi terbakar. Capsaicin menyebabkan katup berotot di bagian atas perut tetap terbuka terlalu lama, membiarkan asam kembali ke kerongkongan. Foto: thinkstock
Meski tidak terjadi pada semua orang, makan pedas dapat menyebabkan perut kram. Hal ini karena capsaicin menyerang neurotransmitter yang menyebabkan kontraksi perut. Foto: thinkstock
Ini yang disukai para orang yang melakukan diet. Capsaicin pada cabai dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan bisa membakar lemak lebih banyak. Hal ini bisa menurunkan berat badan lebih cepat. Foto: thinkstock
Saat makan sambal atau saus pedas, pasti mulut terasa panas dan seperti terbakar. Hal ini karena reseptor pada lidah mendeteksi suhu dan menunjukkan rasa sakit karena adanya capsaicin yang terkandung dalam cabai. Maka dari itumulut akan merasa panas dan sakit tapi hanya sementara. Foto: ilustrasi/thinkstock
Selain terasa panas di mulut, saat makan pedas suhu tubuh juga mengalami thermogenesis, yaitu proses di mana suhu internal tubuh meningkat. Inilah yang membuat tubuh berkeringat, hidung berair, dan wajah menjadi merah karena permbuluh-pembuluh kecil atau yang disebut kapiler melebar. Foto: Instagram
Setelah lidah merasakan terbakar, sistem saraf tubuh akan menanggapi dengan melepaskan endorfin. Endorfin inilah yang mengatasi rasa sakit akibat kepedasan. Maka dari itu, kebanyakan orang merasa bahagia setelah makan pedas. Foto: ilustrasi/thinkstock
Pernah merasa jantung berdegup lebih kencang setelah makan pedas? Ini karena rasa pedas meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Foto: ilustrasi/thinkstock
Ini yang paling sering terjadi, ketika makan pedas mulut akan mengeluarkan lebih banyak air liur. Kelenjar liur memproduksi lebih banyak air liur untuk membersihkan capsaicin yang ada di mulut. Foto: Instagram
Untuk orang yang memiliki sakit mag memang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan pedas. Karena makanan pedas bisa mengikat reseptor esofagus yang dapat menimbulkan sensasi terbakar. Capsaicin menyebabkan katup berotot di bagian atas perut tetap terbuka terlalu lama, membiarkan asam kembali ke kerongkongan. Foto: thinkstock
Meski tidak terjadi pada semua orang, makan pedas dapat menyebabkan perut kram. Hal ini karena capsaicin menyerang neurotransmitter yang menyebabkan kontraksi perut. Foto: thinkstock
Ini yang disukai para orang yang melakukan diet. Capsaicin pada cabai dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan bisa membakar lemak lebih banyak. Hal ini bisa menurunkan berat badan lebih cepat. Foto: thinkstock