Potret Brittany, Petenis Cantik yang Mengidap Autisme

Sehari-harinya, Brittany membutuhkan bantuan untuk menguncir rambut hingga mengikat tali sepatu. Namun begitu ia masuk ke lapangan tenis, Brittany berubah menjadi seorang atlet tenis yang handal. Foto: BrittanyTagliareni.com
Beragam prestasi sudah ia dapatkan, salah satunya adalah meraih penghargaan Excellence in Sports Performance Yearly (ESPY) Award. Foto: BrittanyTagliareni.com
Brittany juga pernah menjuarai World Tennis Championships di Mont-de-Marsan, Prancis, dalam kategori ganda dan single. Hebat ya. Foto: BrittanyTagliareni.com
Brittany berpose dengan atlet tenis dunia Andy Roddick dan Bob Bryan. Foto: BrittanyTagliareni.com
Sang ibu, Catherine Tagliareni, mengaku memang saat bayi, Brittany sudah menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan. Brittany tidak pernah belajar merangkak dan berbicara. Foto: BrittanyTagliareni.com
Kata pertamanya baru diucapkan saat ia berumur 6 tahun. Di usia 9 tahun, ia positif didiagnosis mengidap autisme sekaligus apraksia dan dyspraksia, gangguan yang membuatnya sulit mengontrol gerakan tubuh dan menangkap kata lewat telinga. Foto: BrittanyTagliareni.com
Tenis membantu Brittany bukan hanya dari segi fisik, namun juga mental. Brittany mau menjadi lebih sosial dan membuka diri ke orang lain setelah menggeluti tenis. Foto: BrittanyTagliareni.com
Sehari-harinya, Brittany membutuhkan bantuan untuk menguncir rambut hingga mengikat tali sepatu. Namun begitu ia masuk ke lapangan tenis, Brittany berubah menjadi seorang atlet tenis yang handal. Foto: BrittanyTagliareni.com
Beragam prestasi sudah ia dapatkan, salah satunya adalah meraih penghargaan Excellence in Sports Performance Yearly (ESPY) Award. Foto: BrittanyTagliareni.com
Brittany juga pernah menjuarai World Tennis Championships di Mont-de-Marsan, Prancis, dalam kategori ganda dan single. Hebat ya. Foto: BrittanyTagliareni.com
Brittany berpose dengan atlet tenis dunia Andy Roddick dan Bob Bryan. Foto: BrittanyTagliareni.com
Sang ibu, Catherine Tagliareni, mengaku memang saat bayi, Brittany sudah menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan. Brittany tidak pernah belajar merangkak dan berbicara. Foto: BrittanyTagliareni.com
Kata pertamanya baru diucapkan saat ia berumur 6 tahun. Di usia 9 tahun, ia positif didiagnosis mengidap autisme sekaligus apraksia dan dyspraksia, gangguan yang membuatnya sulit mengontrol gerakan tubuh dan menangkap kata lewat telinga. Foto: BrittanyTagliareni.com
Tenis membantu Brittany bukan hanya dari segi fisik, namun juga mental. Brittany mau menjadi lebih sosial dan membuka diri ke orang lain setelah menggeluti tenis. Foto: BrittanyTagliareni.com