Foto: Situasi Terkini Penanganan Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat

Sebagian besar pasien kasus campak dan gizi buruk dirawat di RSUD Agats. (Foto: Kemenkes)
Imunisasi menjadi satu-satunya cara efektif mencegah campak. Mengingat kondisi geografis dan jarak di Papua sulit, para tenaga kesehatan dituntut lebih kuat dalam memperluas cakupan imunisasi di pelosok daerah. (Foto: Kemenkes)
Total warga yang diperiksa oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.552 anak-anak hingga dewasa. Telah ditemukan sebanyak 13 anak dengan gizi buruk, 12 di antaranya telah dirujuk ke RSUD Agats, sementara 1 orang menolak dirujuk. (Foto: Kemenkes)
Imunisasi dilakukan pada 18 hingga 22 Januari 2018 di 13 kampung. Kampung Sawa dan Er sebanyak 296 anak, Sona 131 anak, Pupis 94, Erma 194 anak, Sauti 204, Omor 27 anak, Bu 109, Mumugu I dan Mumugu II 176, Yamas 56 anak, Onafai 80, Yeni 52 anak, dan Agani 46 anak. (Foto: Kemenkes)
Asupan makanan yang diberikan kepada pasien dengan gizi buruk di RSUD Agats ini berupa susu dengan formulasi khusus, yakni susu formula ditambah gula. Tujuannya memberikan kalori untuk tumbuh kejar. (Foto: Kemenkes)
Selain pemberian vaksin campak, juga dilakukan playanan kesehatan, pemberian vitamin A, dan pemberian makanan tambahan (PMT). Diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, serta asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi, siang dan sore. (Foto: Kemenkes)
Dikirimkan pula Buku Pedoman kesehatan lingkungan (Kesling) Permenkes Nomor 13 sebanyak 20 buku untuk pedoman teknis Kesling di Puskesmas/lapangan, desinfektan tablet 2000 tablet, desinfektan bubuk/kaporit 40 kg, dan desinfektan tablet bulat besar 1 kg untuk pembunuh bakteri yg ada di air bersih. Tak ketinggalan safety box 75 pcs untuk tempat pembuangan limbah medis. (Foto: Kemenkes)
Sebagian besar pasien kasus campak dan gizi buruk dirawat di RSUD Agats. (Foto: Kemenkes)
Imunisasi menjadi satu-satunya cara efektif mencegah campak. Mengingat kondisi geografis dan jarak di Papua sulit, para tenaga kesehatan dituntut lebih kuat dalam memperluas cakupan imunisasi di pelosok daerah. (Foto: Kemenkes)
Total warga yang diperiksa oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.552 anak-anak hingga dewasa. Telah ditemukan sebanyak 13 anak dengan gizi buruk, 12 di antaranya telah dirujuk ke RSUD Agats, sementara 1 orang menolak dirujuk. (Foto: Kemenkes)
Imunisasi dilakukan pada 18 hingga 22 Januari 2018 di 13 kampung. Kampung Sawa dan Er sebanyak 296 anak, Sona 131 anak, Pupis 94, Erma 194 anak, Sauti 204, Omor 27 anak, Bu 109, Mumugu I dan Mumugu II 176, Yamas 56 anak, Onafai 80, Yeni 52 anak, dan Agani 46 anak. (Foto: Kemenkes)
Asupan makanan yang diberikan kepada pasien dengan gizi buruk di RSUD Agats ini berupa susu dengan formulasi khusus, yakni susu formula ditambah gula. Tujuannya memberikan kalori untuk tumbuh kejar. (Foto: Kemenkes)
Selain pemberian vaksin campak, juga dilakukan playanan kesehatan, pemberian vitamin A, dan pemberian makanan tambahan (PMT). Diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, serta asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi, siang dan sore. (Foto: Kemenkes)
Dikirimkan pula Buku Pedoman kesehatan lingkungan (Kesling) Permenkes Nomor 13 sebanyak 20 buku untuk pedoman teknis Kesling di Puskesmas/lapangan, desinfektan tablet 2000 tablet, desinfektan bubuk/kaporit 40 kg, dan desinfektan tablet bulat besar 1 kg untuk pembunuh bakteri yg ada di air bersih. Tak ketinggalan safety box 75 pcs untuk tempat pembuangan limbah medis. (Foto: Kemenkes)