Jakarta - Mantan pasien kusta di kampung Sitanala Tangerang mendapatkan kaki palsu. Bahagianya mereka karena bisa dengan mudah melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Foto: Bahagianya Mantan Pasien Kusta Berkaki Palsu
Kebanyakan pasien kusta ada organ tubuhnya yang diamputasi, terutama kaki akibat terinfeksi bakteri Mycobacterium leprae. Hal ini lah yang membuat mereka harus menggunakan kaki palsu. Foto: Rachman Haryanto
Ada sekitar 23 mantan pasien kusta di kampung Sitanala Tangerang yang menggunakan kaki palsu. Foto: Rachman Haryanto
Mendapatkan kaki palsu berkat donasi dari yayasan yayasan pembuat kaki palsu yang telah tersertifikasi Internasional, DARE Foundation, membuat mereka mudah melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Foto: Rachman Haryanto
Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah mereka yang mendapatkan kaki palsu secara cuma-cuma. Foto: Rachman Haryanto
Tak hanya merasa bahagia, mereka merasa antusias untuk menjajal kaki buatan. Foto: Rachman Haryanto
Kusta yang menggerogoti organ tubuh mereka tak menjadi penghalang mereka untuk tetap hidup dan meraih mimpi. Foto: Rachman Haryanto
Beberapa dari mereka diamputasi bukan hanya karena kusta, melainkan karena didiagnosis kanker tulang atau kanker kulit. Foto: Rachman Haryanto
Di kampung kusta Sitanala Tangerang kini tak hanya ditempati oleh para mantan pengidap kusta saja, sudah banyak orang sehat yang juga menempati kampung tersebut. Foto: Rachman Haryanto
Tidak dikucilkan dari masyarakat membuat para mantan pengidap kusta tidak terdiskriminasi. Foto: Rachman Haryanto
Salah satu mantan pengidap kusta mengantre untuk mendapatkan kaki palsunya. Foto: Rachman Haryanto
Seorang ibu yang menggunakan kaki palsu tidak berbeda dengan orang normal pada umumnya. Foto: Rachman Haryanto
Tak memiliki organ tubuh lengkap pun tak menjadikan para mantan pengidap kusta ini bergantung pada orang lain. Buktinya, mereka bisa mandiri. Foto: Rachman Haryanto
Setiap kaki palsu yang dibuat, disamakan dengan ukuran kaki penerimanya. Foto: Rachman Haryanto
Kaki palsu tersebut benar-benar membantu mereka untuk berjalan bahkan berkendara. Foto: Rachman Haryanto
Mari jangan jauhi mereka, jangan enggan untuk berjabat tangan dengan mantan pengidap kusta. Foto: Rachman Haryanto











































