10 Gejala Kanker yang Tak Boleh Diabaikan

Jika berat badan turun padahal tidak sedang diet atau rajin olahraga, maka sebaiknya curiga. Terlebih jika punya faktor risiko terkena kanker. Beberapa jenis kanker termasuk kanker paru, usus dan pankreas, ditandai juga dengan penurunan berat badan secara mendadak tanpa sebab yang jelas. Foto: Thinkstock
 
BAB (Buang Air Besar) berdarah merupakan salah satu gejala kanker usus. Walaupun dalam banyak kasus, bisa juga disebabkan oleh wasir atau ambeien. Foto: Thinkstock
 
Benjolan pada payudara memang tidak selalu berarti kanker. Namun mewaspadai tiap benjolan yang mencurigakan dan segera memeriksakannya, bisa mencegah dampak lebih buruk jika ternyata adalah kanker payudara. Foto: Thinkstock
 
Infeksi tuberkulosis (TB atau TBC) ditandai antara lain dengan bercak darah saat batuk. Tapi bukan infeksi saja yang menyebabkan batuk berdarah, kanker paru juga kerap ditandai gejala serupa. Foto: Thinkstock
 
Susah menelan atau disfagia bisa menandakan ada masalah di tenggorokan. Bisa jadi karena asam lambung yang naik atau refluks, bisa juga karena kanker di kerongkongan. Foto: Thinkstock
 
Seiring bertambahnya usia, kaum pria mengalami perbesaran prostat yang membuatnya makin sulit menahan kencing. Jika terjadi sebelum waktunya, perlu dicurigai ada masalah lain termasuk kanker. Foto: Thinkstock
 
Bercak merah muda yang keluar dari Miss V, terutama setelah menopause, perlu diwaspadai. Kanker endometrium ditandai dengan gejala awal berupa perdarahan. Foto: Thinkstock
 
Tahi lalat yang berubah bentuk, ukuran, maupun warnanya perlu diwaspadai. Melanoma, sejenis kanker kulit yang mematikan, kerap ditandai dengan perubahan tahi lalat. Foto: Thinkstock
 
Kanker ovarium sering ditandai dengan perut kembung. Lebih dari dua pekan kembung tidak sembuh, dan disertai perdarahan atau penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, sebaiknya diwaspadai. Foto: Thinkstock
 
Jangan abaikan sakit kepala yang tidak ketahuan sebabnya dan tidak sembuh-sembuh. Pastinya berhubungan dengan sistem saraf, dan bukan tidak mungkin berhubungan dengan kanker di otak. Foto: Thinkstock
 
Jika berat badan turun padahal tidak sedang diet atau rajin olahraga, maka sebaiknya curiga. Terlebih jika punya faktor risiko terkena kanker. Beberapa jenis kanker termasuk kanker paru, usus dan pankreas, ditandai juga dengan penurunan berat badan secara mendadak tanpa sebab yang jelas. Foto: Thinkstock 
BAB (Buang Air Besar) berdarah merupakan salah satu gejala kanker usus. Walaupun dalam banyak kasus, bisa juga disebabkan oleh wasir atau ambeien. Foto: Thinkstock 
Benjolan pada payudara memang tidak selalu berarti kanker. Namun mewaspadai tiap benjolan yang mencurigakan dan segera memeriksakannya, bisa mencegah dampak lebih buruk jika ternyata adalah kanker payudara. Foto: Thinkstock 
Infeksi tuberkulosis (TB atau TBC) ditandai antara lain dengan bercak darah saat batuk. Tapi bukan infeksi saja yang menyebabkan batuk berdarah, kanker paru juga kerap ditandai gejala serupa. Foto: Thinkstock 
Susah menelan atau disfagia bisa menandakan ada masalah di tenggorokan. Bisa jadi karena asam lambung yang naik atau refluks, bisa juga karena kanker di kerongkongan. Foto: Thinkstock 
Seiring bertambahnya usia, kaum pria mengalami perbesaran prostat yang membuatnya makin sulit menahan kencing. Jika terjadi sebelum waktunya, perlu dicurigai ada masalah lain termasuk kanker. Foto: Thinkstock 
Bercak merah muda yang keluar dari Miss V, terutama setelah menopause, perlu diwaspadai. Kanker endometrium ditandai dengan gejala awal berupa perdarahan. Foto: Thinkstock 
Tahi lalat yang berubah bentuk, ukuran, maupun warnanya perlu diwaspadai. Melanoma, sejenis kanker kulit yang mematikan, kerap ditandai dengan perubahan tahi lalat. Foto: Thinkstock 
Kanker ovarium sering ditandai dengan perut kembung. Lebih dari dua pekan kembung tidak sembuh, dan disertai perdarahan atau penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, sebaiknya diwaspadai. Foto: Thinkstock 
Jangan abaikan sakit kepala yang tidak ketahuan sebabnya dan tidak sembuh-sembuh. Pastinya berhubungan dengan sistem saraf, dan bukan tidak mungkin berhubungan dengan kanker di otak. Foto: Thinkstock