Jeana Turner seorang model jebolan America's Next Top Model. Ia mengidap alopecia atau kebotakan yang mengharuskannya memakai wig atau rambut palsu. Namun ia tak menghiraukan kekurangannya itu. Justru ia menunjukkan dirinya bahwa ia berani dan bisa, sekarang ia merasa sangat bebas. Foto: Instagram/jeanaturner
Penata rias dan model dari Chicago, Lauren Elyse tak gentar walau kondisi wajahnya berbeda dengan wanita pada umumnya. Ia memiliki masalah pada pigmentasi di wajahnya sehingga ada perbedaan warna kulit di beberapa titik wajahnya. Tapi ia bubuhkan make up yang membuatnya menjadi model yang lebih mudah diingat. Foto: Instagram/laur_elyse Instagram
Wajah Carissa Pinkston dipenuhi bintik-bintik yang membuatnya berbeda dengan wanita lain. Bukan minder, Carisa justru tampil cemerlang dengan menjadi seorang model. Kekurangannya ia jadikan suatu kelebihan pada karirnya. Foto: Instagram/cisforcarissa
Alis Iman Mariah bukannya diwarnai, namun warna alisnya yang berbeda karena ada kelainan pada tubuhnya. Namun tak dijadikannya hambatan untuk berkarir sebagai seorang model. Foto: Instagram/iman_mariah
Disebut unik, Tia Jonsonn yang memiliki pigmentasi kulit berbeda ini tak pernah merasa malu dan berpura-pura menjadi sempurna. Keunikannya ini lah yang membuatnya menjadi model saat ini. Foto: Instagram/tiajonsson
Biasanya model bertubuh langsing nan ideal. Berbeda dengan Khrystyana, model jebolan America's Next Top Model yang memiliki tubuh tak langsing. Merasa apa adanya, Khrystyana juga kampanyekan Body Positive dan mengajak orang lain yang tidak memiliki tubuh ideal untuk tetap mencintai diri sendiri. Foto: Instagram/khrystyana
Connie Chiu adalah model pertama dengan albinisme, yaitu kelainan pada produksi melanin sehingga kekurangan atau tidak punya pigmen sama sekali. Lahir di Hong Kong dia harus melindungi kulitnya dari sinar matahari, itulah alasan mengapa keluarganya memilih pindah ke Swedia. Di sana ia mendapatkan keberuntungan bisa menjadi seorang model yang sangat unik. Foto: Instagram/aneveningbreeze