Lihat Bocah-Bocah Ini, Masih Samakah Pandangan Kamu Soal Autisme?

Gangguan tumbuh kembang tersebut tidak seharusnya membatasi anak-anak untuk bisa berprestasi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
ASEAN Autism Games 2018 digelar di GOR Sumantri, Jakarta Selatan, 20-21 Oktober 2018, untuk membuktikan itu. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Bahwa penyandang autisme bisa 'menembus batas', bisa berprestasi jika diberi dukungan. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Autism games lebih ditujukan sebagai sarana bersosialisasi dan memupuk percaya diri. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Menang kalah bukan yang utama di sini. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Hanya ada 3 cabang olahraga yang dipertandingkan, renang adalah salah satunya. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Cabang renang mempertandingkan nomor 50 meter dan 100 meter. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Sengaja dipilih renang karena aturan lomba tidak serumit olahraga lain, sehingga mudah dipahami anak-anak dengan autisme. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Meski berkebutuhan khusus, mereka tetap bersemangat menjalani kompetisi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
 
Mendampingi anak dengan autisme itu tidak mudah, jadi jangan dipakai untuk bercanda ya! (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Gangguan tumbuh kembang tersebut tidak seharusnya membatasi anak-anak untuk bisa berprestasi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
ASEAN Autism Games 2018 digelar di GOR Sumantri, Jakarta Selatan, 20-21 Oktober 2018, untuk membuktikan itu. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Bahwa penyandang autisme bisa menembus batas, bisa berprestasi jika diberi dukungan. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Autism games lebih ditujukan sebagai sarana bersosialisasi dan memupuk percaya diri. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Menang kalah bukan yang utama di sini. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Hanya ada 3 cabang olahraga yang dipertandingkan, renang adalah salah satunya. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Cabang renang mempertandingkan nomor 50 meter dan 100 meter. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Sengaja dipilih renang karena aturan lomba tidak serumit olahraga lain, sehingga mudah dipahami anak-anak dengan autisme. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Meski berkebutuhan khusus, mereka tetap bersemangat menjalani kompetisi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth) 
Mendampingi anak dengan autisme itu tidak mudah, jadi jangan dipakai untuk bercanda ya! (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)