Berisiko Picu Kanker, 67 Batch Obat Asam Lambung Ranitidin Ditarik BPOM

Penarikan ini bukan cuma dilakukan oleh BPOM di Indonesia, melainkan terjadi di berbagai negara. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Sebelum Indonesia, Singapura sudah lebih dulu menarik sejumlah produk obat ranitidin. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Obat ini disebut-sebut tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA), bahan yang dalam pemakaian jangka panjang bisa memicu kanker. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Dari sejumlah sampel yang diperiksa, sejumlah produk mengandung kadar NDMA di atas ambang batas. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Tak pelak, kabar ini memicu kehebohan. Pasalnya, ranitidin cukup umum digunakan dan banyak yang merasa cocok. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Namun para dokter mengingatkan untuk tidak khawatir berlebihan. Masih banyak alternatif obat pengganti. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Ranitidin bekerja dengan cara menghambat sekresi atau pelepasan asam lambung. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Asam lambung sendiri merupakan bagian dari sistem pencernaan kimiawi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Produksi asam lambung yang meningkat menyebabkan berbagai keluhan termasuk nyeri perut. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Bila pasien masih memiliki stok ranitidin, dianjurkan untuk tidak melanjutkan pemakaian dan segera konsultasi untuk mendapatkan penggantinya. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  

Penarikan ini bukan cuma dilakukan oleh BPOM di Indonesia, melainkan terjadi di berbagai negara. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Sebelum Indonesia, Singapura sudah lebih dulu menarik sejumlah produk obat ranitidin. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Obat ini disebut-sebut tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA), bahan yang dalam pemakaian jangka panjang bisa memicu kanker. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Dari sejumlah sampel yang diperiksa, sejumlah produk mengandung kadar NDMA di atas ambang batas. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Tak pelak, kabar ini memicu kehebohan. Pasalnya, ranitidin cukup umum digunakan dan banyak yang merasa cocok. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Namun para dokter mengingatkan untuk tidak khawatir berlebihan. Masih banyak alternatif obat pengganti. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Ranitidin bekerja dengan cara menghambat sekresi atau pelepasan asam lambung. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Asam lambung sendiri merupakan bagian dari sistem pencernaan kimiawi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Produksi asam lambung yang meningkat menyebabkan berbagai keluhan termasuk nyeri perut. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)  
Bila pasien masih memiliki stok ranitidin, dianjurkan untuk tidak melanjutkan pemakaian dan segera konsultasi untuk mendapatkan penggantinya. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)