Brasil Tunda Uji Klinis Vaksin Sinovac, Apa Kabar Vaksin AstraZeneca?

Otoritas kesehatan Brasil pada hari Senin (9/11/2020), mengumumkan penghentian sementara uji klinis vaksin COVID-19 dari Sinovac sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini karena ada satu relawan yang meninggal, diduga akibat efek samping serius dari vaksin. DW (News)  

Pihak penyelenggara uji klinis di Brasil sendiri, Butantan Institute, mengonfirmasi kabar relawan yang meninggal. Hanya saja menurut kepala peneliti Dimas Covas, kematian tersebut sebetulnya tidak berhubungan dengan vaksin. Getty Images/Kevin Frayer  

Sementara itu ketua tim uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia, Profesor Kusnandi Rusmil, memastikan proses pengujian sejauh ini berjalan lancar. Sebanyak 1.620 relawan sudah mendapat suntikan kedua vaksin COVID-19 dan kini tinggal menunggu reaksi antibodi yang dihasilkan. Getty Images/Lintao Zhang  

Selain vaksin Sinovac, vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang dikembangkan oleh Oxford dan AstraZeneca diperkirakan siap digunakan di akhir tahun 2020 ini. Getty Images/Christopher Furlong  

Saat ini vaksin COVID-19 AstraZeneca disebut tinggal menunggu persetujuan dari regulator. Getty Images/Darrian Traynor  

Seperti yang diketahui, perusahaan farmasi asal Swedia ini bekerja sama dengan Universitas Oxford di Inggris untuk memproduksi vaksin COVID-19 yang dianggap sebagai salah satu kandidat vaksin yang potensial untuk mengakhiri pandemi. Getty Images/Christopher Furlong  

Vaksin AstraZeneca memasuki uji coba fase 3 pada bulan September. Uji klinis sempat dihentikan sementara karena masalah kesehatan dengan peserta di Inggris, tetapi tak lama kemudian, uji klinis kembali dilanjutkan. Getty Images/Kevin Frayer  

Pakar vaksin menjelaskan bahwa sukarelawan dalam uji klinis dapat jatuh sakit atau meninggal karena sejumlah alasan dan mungkin tidak terkait dengan vaksin tersebut. Getty Images  

Indonesia diketahui menjalin kerja sama pengadaan vaksin AstraZeneca. Indonesia menyatakan permintaan akan kandidat vaksin dari AstraZeneca untuk pengadaan sebesar 100 juta dosis pada 2021. Dedy Istanto/detikcom  

Otoritas kesehatan Brasil pada hari Senin (9/11/2020), mengumumkan penghentian sementara uji klinis vaksin COVID-19 dari Sinovac sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini karena ada satu relawan yang meninggal, diduga akibat efek samping serius dari vaksin. DW (News)  
Pihak penyelenggara uji klinis di Brasil sendiri, Butantan Institute, mengonfirmasi kabar relawan yang meninggal. Hanya saja menurut kepala peneliti Dimas Covas, kematian tersebut sebetulnya tidak berhubungan dengan vaksin. Getty Images/Kevin Frayer  
Sementara itu ketua tim uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia, Profesor Kusnandi Rusmil, memastikan proses pengujian sejauh ini berjalan lancar. Sebanyak 1.620 relawan sudah mendapat suntikan kedua vaksin COVID-19 dan kini tinggal menunggu reaksi antibodi yang dihasilkan. Getty Images/Lintao Zhang  
Selain vaksin Sinovac, vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang dikembangkan oleh Oxford dan AstraZeneca diperkirakan siap digunakan di akhir tahun 2020 ini. Getty Images/Christopher Furlong  
Saat ini vaksin COVID-19 AstraZeneca disebut tinggal menunggu persetujuan dari regulator. Getty Images/Darrian Traynor  
Seperti yang diketahui, perusahaan farmasi asal Swedia ini bekerja sama dengan Universitas Oxford di Inggris untuk memproduksi vaksin COVID-19 yang dianggap sebagai salah satu kandidat vaksin yang potensial untuk mengakhiri pandemi. Getty Images/Christopher Furlong  
Vaksin AstraZeneca memasuki uji coba fase 3 pada bulan September. Uji klinis sempat dihentikan sementara karena masalah kesehatan dengan peserta di Inggris, tetapi tak lama kemudian, uji klinis kembali dilanjutkan. Getty Images/Kevin Frayer  
Pakar vaksin menjelaskan bahwa sukarelawan dalam uji klinis dapat jatuh sakit atau meninggal karena sejumlah alasan dan mungkin tidak terkait dengan vaksin tersebut. Getty Images  
Indonesia diketahui menjalin kerja sama pengadaan vaksin AstraZeneca. Indonesia menyatakan permintaan akan kandidat vaksin dari AstraZeneca untuk pengadaan sebesar 100 juta dosis pada 2021. Dedy Istanto/detikcom