Kata Siapa Tes Corona Menyeramkan? Begini Lho Rasanya

Ini adalah pertama kali saya melakukan tes PCR, atau sering disebut tes swab, gold standard pemeriksaan COVID-19 saat ini. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Tentu saja nervous, sebab dari berbagai cerita yang sering saya dengar, tes swab itu menyeramkan! Hmm... Masak sih? (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Rasanya makin deg-degan saat petugas dengan full APD (alat pelindung diri) atau hazmat suit mulai menjelaskan cara kerja dan alat-alat yang digunakan. Dari cerita yang selama ini saya dengar, kayaknya kok menyeramkan. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Untungnya petugasnya cukup ramah, penjelasannya yang detail dan informatif membuat rasa cemas sedikit teralihkan. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Tampak para petugas lainnya sedang menginput data pasien. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Akhirnya giliran saya tiba juga. Rasanya? Seperti kalau sedang berenang, lalu hidung kemasukan air. Selama beberapa detik petugas mengorek-ngorek hingga ke pangkal hidung. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Tapi bagi saya, swab hidung tidak ada apa-apanya dibanding swab tenggorokan. Sampai harus diulang karena saya refleks menarik tangan petugas ketika alatnya menyentuh tenggorokan. Petugas menyarankan untuk bersandar agar lebih rileks. Oh iya, lebih nyaman ternyata. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Aduh, air mata sampai menetes. Padahal cuma sekian detik. Tapi bener kok, tidak seseram yang dibayangkan. Hanya agak kaget saja kalau baru pertama kali. Seandainya harus mengulangi lagi, mungkin akan terasa biasa saja. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Petugas mengatakan hasil PCR akan bisa diketahui kurang lebih dalam 6 jam. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Tes PCR saat ini merupakan gold standar pemeriksaan COVID-19 karena mendeteksi materi genetik. Akurasinya paling tinggi dibanding tes lain. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)

Ini adalah pertama kali saya melakukan tes PCR, atau sering disebut tes swab, gold standard pemeriksaan COVID-19 saat ini. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Tentu saja nervous, sebab dari berbagai cerita yang sering saya dengar, tes swab itu menyeramkan! Hmm... Masak sih? (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Rasanya makin deg-degan saat petugas dengan full APD (alat pelindung diri) atau hazmat suit mulai menjelaskan cara kerja dan alat-alat yang digunakan. Dari cerita yang selama ini saya dengar, kayaknya kok menyeramkan. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Untungnya petugasnya cukup ramah, penjelasannya yang detail dan informatif membuat rasa cemas sedikit teralihkan. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Tampak para petugas lainnya sedang menginput data pasien. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Akhirnya giliran saya tiba juga. Rasanya? Seperti kalau sedang berenang, lalu hidung kemasukan air. Selama beberapa detik petugas mengorek-ngorek hingga ke pangkal hidung. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Tapi bagi saya, swab hidung tidak ada apa-apanya dibanding swab tenggorokan. Sampai harus diulang karena saya refleks menarik tangan petugas ketika alatnya menyentuh tenggorokan. Petugas menyarankan untuk bersandar agar lebih rileks. Oh iya, lebih nyaman ternyata. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Aduh, air mata sampai menetes. Padahal cuma sekian detik. Tapi bener kok, tidak seseram yang dibayangkan. Hanya agak kaget saja kalau baru pertama kali. Seandainya harus mengulangi lagi, mungkin akan terasa biasa saja. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Petugas mengatakan hasil PCR akan bisa diketahui kurang lebih dalam 6 jam. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)
Tes PCR saat ini merupakan gold standar pemeriksaan COVID-19 karena mendeteksi materi genetik. Akurasinya paling tinggi dibanding tes lain. (Teks: Farah Nabila; Foto: Grandyos Zafna/detikHealth)