Kini Giliran Warga Dapat Vaksin

Warga mengantre untuk vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara, Senin (24/5/2021).

Warga di kawasan RW 01 Sunter Agung ini akan disuntik vaksin AstraZeneca.

Saat ini pemberian vaksin Astrazeneca terus dilakukan kepada warga kalangan umum.

Vaksinator menyuntikkan vaksin AstraZeneca kepada warga.

Vaksinasi terus dilakukan untuk mempercepat 70 persen herd imunitas warga Indonesia.

Percepatan pemberian vaksin di kawasan pemukiman padat merupakan langkah pencegahan penyebaran COVID-19.

Vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 tetap digunakan dalam program vaksinasi nasional. Dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca CTMAV547 masih diinvestigasi.

Vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 tetap diberikan kepada masyarakat khususnya yang baru 1 kali menerima dosis. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan 2 dosis.

Saat ini vaksin Corona AstraZeneca batch CTMAV547 dihentikan dan sedang dalam investigasi oleh BPOM. Investigasi dilakukan untuk menganalisis sebab-akibat vaksin AstraZeneca dengan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Terkait isu pembekuan darah pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca, BPOM menegaskan kasus tersebut terhitung sangat jarang terjadi. Terlebih, manfaat vaksin AstraZeneca terhitung jauh lebih besar dibandingkan risikonya.

Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP, menegaskan bahwa masyarakat tak perlu takut mendengar kabar penghentian vaksin tersebut. Pasalnya, yang dihentikan hanyalah batch CTVMAV547.

Penggunaan salah satu batch vaksin COVID-19 dari AstraZeneca berkode CTMAV547 dihentikan sementara. Sementara itu, 39 batch vaksin AstraZeneca lainnya tetap berlanjut didistribusikan ke masyarakat.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan hanya satu dari 40 batch vaksin AstraZeneca yang dihentikan sementara penggunaan dan distribusinya.

Sementara untuk vaksin AstraZeneca secara keseluruhan, menurut Pakar Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, sudah teruji penggunaan dan manfaatnya. Terbukti, AstraZeneca adalah vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di dunia. Saat ini sudah dipakai lebih dari satu miliar dosis.

Sebagian warga mengabadikan proses vaksinasi COVID-19.

Saat ini dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca CTMAV547 masih diinvestigasi.

Hingga kini vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 tetap digunakan dalam program vaksinasi nasional.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 akan tetap diberikan kepada masyarakat khususnya yang baru 1 kali menerima dosis. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan 2 dosis.

Warga mengantre untuk vaksinasi COVID-19. Mereka mengantre dengan memakai masker untuk mengantisipasi penularan COVID-19

Jadi dapat disimpulkan pemberian vaksin Astrazeneca masih terus dilakukan sampai waktu investigasi vaksin tersebut selesai dilaksanakan.

Warga mengantre untuk vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara, Senin (24/5/2021).
Warga di kawasan RW 01 Sunter Agung ini akan disuntik vaksin AstraZeneca.
Saat ini pemberian vaksin Astrazeneca terus dilakukan kepada warga kalangan umum.
Vaksinator menyuntikkan vaksin AstraZeneca kepada warga.
Vaksinasi terus dilakukan untuk mempercepat 70 persen herd imunitas warga Indonesia.
Percepatan pemberian vaksin di kawasan pemukiman padat merupakan langkah pencegahan penyebaran COVID-19.
Vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 tetap digunakan dalam program vaksinasi nasional. Dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca CTMAV547 masih diinvestigasi.
Vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 tetap diberikan kepada masyarakat khususnya yang baru 1 kali menerima dosis. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan 2 dosis.
Saat ini vaksin Corona AstraZeneca batch CTMAV547 dihentikan dan sedang dalam investigasi oleh BPOM. Investigasi dilakukan untuk menganalisis sebab-akibat vaksin AstraZeneca dengan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Terkait isu pembekuan darah pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca, BPOM menegaskan kasus tersebut terhitung sangat jarang terjadi. Terlebih, manfaat vaksin AstraZeneca terhitung jauh lebih besar dibandingkan risikonya.
Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP, menegaskan bahwa masyarakat tak perlu takut mendengar kabar penghentian vaksin tersebut. Pasalnya, yang dihentikan hanyalah batch CTVMAV547.
Penggunaan salah satu batch vaksin COVID-19 dari AstraZeneca berkode CTMAV547 dihentikan sementara. Sementara itu, 39 batch vaksin AstraZeneca lainnya tetap berlanjut didistribusikan ke masyarakat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan hanya satu dari 40 batch vaksin AstraZeneca yang dihentikan sementara penggunaan dan distribusinya.
Sementara untuk vaksin AstraZeneca secara keseluruhan, menurut Pakar Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, sudah teruji penggunaan dan manfaatnya. Terbukti, AstraZeneca adalah vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di dunia. Saat ini sudah dipakai lebih dari satu miliar dosis.
Sebagian warga mengabadikan proses vaksinasi COVID-19.
Saat ini dugaan efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca CTMAV547 masih diinvestigasi.
Hingga kini vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 tetap digunakan dalam program vaksinasi nasional.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 akan tetap diberikan kepada masyarakat khususnya yang baru 1 kali menerima dosis. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan 2 dosis.
Warga mengantre untuk vaksinasi COVID-19. Mereka mengantre dengan memakai masker untuk mengantisipasi penularan COVID-19
Jadi dapat disimpulkan pemberian vaksin Astrazeneca masih terus dilakukan sampai waktu investigasi vaksin tersebut selesai dilaksanakan.