Corona Melonjak, Jerman 'Lockdown' Warga yang Belum Divaksin

Kasus COVID-19 yang kembali melonjak di Jerman membuat sejumlah daerah memberlakukan pembatasan aktivitas bagi warga yang belum divaksin. Leipzig salah satunya, sejumlah toko hingga bioskop di kawasan itu menempelkan stiker yang bertuliskan '2G' yakni hanya pengunjung yang telah divaksin (geimpft) atau pulih dari COVID-19 (genesen) yang diizinkan masuk dan beraktivitas di dalam toko maupun bioskop tersebut.
Jerman menjadi salah satu negara di Eropa yang kembali diamuk virus Corona. Berdasarkan data worldmeters.info yang diperbarui terakhir kali pada Senin (15/11/2021) pukul 01:41 GMT, kasus COVID-19 di Jerman berjumlah 5.038.436 dengan total kematian mencapai 98.194 jiwa dan jumlah yang sembuh mencapai 4.477.900.
Guna menekan laju kasus COVID-19 di negara tersebut, sejumlah daerah pun menerapkan pembatasan bagi warga yang belum divaksin.
 
Pembatasan tersebut membuat warga yang belum divaksin tak diizinkan untuk beraktivitas di sejumlah tempat umum seperti restoran, toko, hingga bioskop.
 
Diketahui, aturan pembatasan bagi warga yang belum divaksin itu dilakukan karena upaya vaksinasi COVID-19 di Jerman berjalan lambat dan harus menghadapi skeptisisme vaksin yang keras kepala dalam populasinya.
Hingga Minggu (14/11) ada 69,8% populasi di Jerman yang telah menerima satu vaksinasi COVID-19 dan 67,3% populasi telah divaksinasi lengkap. Ini kurang tinggi dibandingkan dengan 79,8% populasi Inggris di atas usia 12 tahun yang sekarang telah divaksinasi lengkap.
Diketahui, banyak warga Jerman yang tidak divaksinasi karena berada dalam kelompok usia yang secara statistik kemungkinan mengalami kasus Corona tidak terlalu parah. Namun, mereka masih bisa menularkannya ke orang lain yang berusia lebih tua dengan imun yang lebih lemah.
Aturan pembatasan yang diterapkan di sejumlah daerah di Jerman ini pun diharapkan dapat menekan laju kasus COVID-19 di negara tersebut di tengah ancaman varian baru virus Corona yang dilaporkan lebih menular.
Sementara itu, tak hanya Jerman, sejumlah negara Eropa lainnya juga mulai kembali menerapkan pembatasan ketat guna mencegah melonjaknya kasus COVID-19 di antaranya Austria dan Belanda.
Kasus COVID-19 yang kembali melonjak di Jerman membuat sejumlah daerah memberlakukan pembatasan aktivitas bagi warga yang belum divaksin. Leipzig salah satunya, sejumlah toko hingga bioskop di kawasan itu menempelkan stiker yang bertuliskan 2G yakni hanya pengunjung yang telah divaksin (geimpft) atau pulih dari COVID-19 (genesen) yang diizinkan masuk dan beraktivitas di dalam toko maupun bioskop tersebut.
Jerman menjadi salah satu negara di Eropa yang kembali diamuk virus Corona. Berdasarkan data worldmeters.info yang diperbarui terakhir kali pada Senin (15/11/2021) pukul 01:41 GMT, kasus COVID-19 di Jerman berjumlah 5.038.436 dengan total kematian mencapai 98.194 jiwa dan jumlah yang sembuh mencapai 4.477.900.
Guna menekan laju kasus COVID-19 di negara tersebut, sejumlah daerah pun menerapkan pembatasan bagi warga yang belum divaksin. 
Pembatasan tersebut membuat warga yang belum divaksin tak diizinkan untuk beraktivitas di sejumlah tempat umum seperti restoran, toko, hingga bioskop. 
Diketahui, aturan pembatasan bagi warga yang belum divaksin itu dilakukan karena upaya vaksinasi COVID-19 di Jerman berjalan lambat dan harus menghadapi skeptisisme vaksin yang keras kepala dalam populasinya.
Hingga Minggu (14/11) ada 69,8% populasi di Jerman yang telah menerima satu vaksinasi COVID-19 dan 67,3% populasi telah divaksinasi lengkap. Ini kurang tinggi dibandingkan dengan 79,8% populasi Inggris di atas usia 12 tahun yang sekarang telah divaksinasi lengkap.
Diketahui, banyak warga Jerman yang tidak divaksinasi karena berada dalam kelompok usia yang secara statistik kemungkinan mengalami kasus Corona tidak terlalu parah. Namun, mereka masih bisa menularkannya ke orang lain yang berusia lebih tua dengan imun yang lebih lemah.
Aturan pembatasan yang diterapkan di sejumlah daerah di Jerman ini pun diharapkan dapat menekan laju kasus COVID-19 di negara tersebut di tengah ancaman varian baru virus Corona yang dilaporkan lebih menular.
Sementara itu, tak hanya Jerman, sejumlah negara Eropa lainnya juga mulai kembali menerapkan pembatasan ketat guna mencegah melonjaknya kasus COVID-19 di antaranya Austria dan Belanda.