Ketahanan COVID-19 RI Nomor Dua Terbawah Dunia, Ini Penyebabnya

Indonesia berada di urutan ke 52 atau nomor dua terbawah sedunia dalam penilaian Bloomberg terkait ketahanan negara dalam merespons pandemi COVID-19. Ranking Indonesia berada di atas Filipina yang berada di posisi akhir. ANTARA FOTO/Fauzan.
Sebelumnya, pada awal Oktober lalu, peringkat Indonesia lebih tinggi dari Malaysia dalam ketahanan melawan COVID-19. Namun, kini Malaysia berada di peringkat 50, dua peringkat lebih unggul ketimbang Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.
Sementara itu, dalam penilaian yang diperbarui Bloomberg tersebut, sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia berada di posisi terbawah. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab turunnya ranking Indonesia terkait penilaian ketahanan COVID-19. Pradita Utama/detikcom.
Salah satunya terkait vaksinasi COVID-19. Diketahui, Indonesia telah memberikan kurang dari 100 suntikan COVID-19 per 100 orang, hal ini dinilai menjadi penghalang utama untuk meningkatkan skor mereka menurut Bloomberg. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan.
Poin lain yang mempengaruhi adalah case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian. Dalam catatan Bloomberg 3 bulan terakhir, CFR Indonesia berada di 6,5 persen. Sementara Malaysia CFR nya berada di angka 1,5 persen dan Singapura 'hanya' 0,3 persen. Itulah yang menjadi penyebab lain peringkat Indonesia turun empat posisi, ke ranking 52. Diketahui analisis Bloomberg per 30 November ini belum melibatkan kekhawatiran atas munculnya varian Omicron. Maka dari itu, mereka memberikan catatan ada kemungkinan risiko masing-masing negara kini bisa berubah usai mencatat Omicron. ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT.
Sementara itu, terkait dengan ancaman lonjakan kasus akibat virus Corona varian Omicron, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tak akan ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Aturan yang nanti ditetapkan selama Nataru tetap mengacu pada indikator penilaian PPKM berlevel seperti saat ini. Rifkianto Nugroho/detikcom.
Pasalnya, pemerintah menilai tren kasus COVID-19 berhasil ditekan, kasus harian relatif stabil di bawah 400 kasus dalam beberapa hari ke belakang. Begitu juga dengan kasus aktif dan jumlah pasien yang dirawat. Bahkan di Jawa Bali, jumlah wilayah yang masuk PPKM level 3 dengan risiko tinggi hanya tersisa 9,4 persen. Agung Mardika/Detikcom.
Luhut pun mengatakan keputusan tersebut didasarkan pada capaian vaksinasi COVID-19 dosis 1 di area Jawa dan Bali yang telah mencapai 76 persen, sementara dosis 2 telah mendekati 56 persen. Vaksinasi COVID-19 untuk lansia pun terus digencarkan hingga saat ini mencapai 64 dan 42 persen untuk dosis 1 dan 2 di area Jawa-Bali. Luhut turut menyebut hasil sero-survei juga menunjukkan masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19 yang tinggi. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.
Meski begitu, pemerintah dipastikan melarang seluruh jenis kegiatan perayaan Tahun Baru di hotel, pusat perbelanjaan, mal, hingga tempat wisata atau tempat keramaian umum lainnya. Operasional pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat wisata hanya diperbolehkan buka dengan kapasitas maksimal 75 persen. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.
Bagaimana menurut anda? ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT.
Indonesia berada di urutan ke 52 atau nomor dua terbawah sedunia dalam penilaian Bloomberg terkait ketahanan negara dalam merespons pandemi COVID-19. Ranking Indonesia berada di atas Filipina yang berada di posisi akhir. ANTARA FOTO/Fauzan.
Sebelumnya, pada awal Oktober lalu, peringkat Indonesia lebih tinggi dari Malaysia dalam ketahanan melawan COVID-19. Namun, kini Malaysia berada di peringkat 50, dua peringkat lebih unggul ketimbang Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.
Sementara itu, dalam penilaian yang diperbarui Bloomberg tersebut, sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia berada di posisi terbawah. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab turunnya ranking Indonesia terkait penilaian ketahanan COVID-19. Pradita Utama/detikcom.
Salah satunya terkait vaksinasi COVID-19. Diketahui, Indonesia telah memberikan kurang dari 100 suntikan COVID-19 per 100 orang, hal ini dinilai menjadi penghalang utama untuk meningkatkan skor mereka menurut Bloomberg. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan.
Poin lain yang mempengaruhi adalah case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian. Dalam catatan Bloomberg 3 bulan terakhir, CFR Indonesia berada di 6,5 persen. Sementara Malaysia CFR nya berada di angka 1,5 persen dan Singapura hanya 0,3 persen. Itulah yang menjadi penyebab lain peringkat Indonesia turun empat posisi, ke ranking 52. Diketahui analisis Bloomberg per 30 November ini belum melibatkan kekhawatiran atas munculnya varian Omicron. Maka dari itu, mereka memberikan catatan ada kemungkinan risiko masing-masing negara kini bisa berubah usai mencatat Omicron. ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT.
Sementara itu, terkait dengan ancaman lonjakan kasus akibat virus Corona varian Omicron, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tak akan ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Aturan yang nanti ditetapkan selama Nataru tetap mengacu pada indikator penilaian PPKM berlevel seperti saat ini. Rifkianto Nugroho/detikcom.
Pasalnya, pemerintah menilai tren kasus COVID-19 berhasil ditekan, kasus harian relatif stabil di bawah 400 kasus dalam beberapa hari ke belakang. Begitu juga dengan kasus aktif dan jumlah pasien yang dirawat. Bahkan di Jawa Bali, jumlah wilayah yang masuk PPKM level 3 dengan risiko tinggi hanya tersisa 9,4 persen. Agung Mardika/Detikcom.
Luhut pun mengatakan keputusan tersebut didasarkan pada capaian vaksinasi COVID-19 dosis 1 di area Jawa dan Bali yang telah mencapai 76 persen, sementara dosis 2 telah mendekati 56 persen. Vaksinasi COVID-19 untuk lansia pun terus digencarkan hingga saat ini mencapai 64 dan 42 persen untuk dosis 1 dan 2 di area Jawa-Bali. Luhut turut menyebut hasil sero-survei juga menunjukkan masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19 yang tinggi. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.
Meski begitu, pemerintah dipastikan melarang seluruh jenis kegiatan perayaan Tahun Baru di hotel, pusat perbelanjaan, mal, hingga tempat wisata atau tempat keramaian umum lainnya. Operasional pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat wisata hanya diperbolehkan buka dengan kapasitas maksimal 75 persen. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.
Bagaimana menurut anda? ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT.