Intip Penerapan Prokes di Pasar Tradisional Saat Omicron Masuk RI

Pemerintah mengkonfirmasi masuknya kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia. Presiden Joko Widodo pun mengajak semua pihak mencegah penyebaran varian baru ini.
Sementara itu, penerapan protokol kesehatan (prokes) di pasar tampak masih kendor, seperti terlihat di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/12/2021) pagi.
Tak sedikit warga yang terlihat berkerumun dan tak mengenakan masker di pasar.
Di tengah hiruk pikuk aktivitas di pasar, tampak sejumlah warga yang tak mengenakan masker saat beraktivitas di pasar tradisional.
Sementara itu, ditemukannya varian Omicron merupakan sebuah hal yang tidak terelakkan. Jokowi menyebut varian Omicron menyebar sangat cepat.
Jokowi juga meminta semua pihak mempertahankan kasus aktif COVID-19 tetap rendah.
Tentu kita semua berharap jangan ada lagi lonjakan kasus COVID-19 seperti pertengahan tahun 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dalam 1,5 hari hingga 3 hari, jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat.
WHO menyebut risiko penularan lebih cepat terjadi pada area yang sudah mengalami transmisi komunitas.
Pemerintah mengkonfirmasi masuknya kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia. Presiden Joko Widodo pun mengajak semua pihak mencegah penyebaran varian baru ini.
Sementara itu, penerapan protokol kesehatan (prokes) di pasar tampak masih kendor, seperti terlihat di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/12/2021) pagi.
Tak sedikit warga yang terlihat berkerumun dan tak mengenakan masker di pasar.
Di tengah hiruk pikuk aktivitas di pasar, tampak sejumlah warga yang tak mengenakan masker saat beraktivitas di pasar tradisional.
Sementara itu, ditemukannya varian Omicron merupakan sebuah hal yang tidak terelakkan. Jokowi menyebut varian Omicron menyebar sangat cepat.
Jokowi juga meminta semua pihak mempertahankan kasus aktif COVID-19 tetap rendah.
Tentu kita semua berharap jangan ada lagi lonjakan kasus COVID-19 seperti pertengahan tahun 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dalam 1,5 hari hingga 3 hari, jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat.
WHO menyebut risiko penularan lebih cepat terjadi pada area yang sudah mengalami transmisi komunitas.