Purwakarta - Produk diagnostik kesehatan sangat dibutuhkan guna mengetahui dengan cepat di lapangan, seorang terjangkit suatu penyakit atau terinfeksi virus seperti COVID-19
Foto Health
Menengok Pabrik Alkes Uji Diagnostik di Dalam Negeri

Sejak awal-awal pandemi Indonesia bahkan seluruh dunia sempat kesulitan mendapatkan kedua produk diagnostik kesehatan tersebut, sehingga harga untuk layanan PCR atau Antigen bergejolak dan menjadi mahal.
SD Biosensor adalah sebuah perusahaan produsen produk diagnostik kesehatan papan atas di dunia yang pada hari ini (20/1/2022) SD Biosensor dan PT. Standard Biosensor Healthcare meresmikan fasilitas produksi alat diagnostik kesehatan di Nagrog, Kel. Kertamukti, Kec. Campaka, Kab. Purwakarta, Jawa Barat.
Pandemi COVID-19 memberi pelajaran kepada kita akan pentingnya menjaga kesehatan. Suatu bangsa atau masyarakat akan kuat, maju, dan sejahtera jika peduli pada kesehatan. Salah satu yang harus menjadi fokus perhatian dalam bidang kesehatan yakni terpenuhinya kebutuhan akan peralatan kesehatan, seperti produk/alat uji diagnostik kesehatan.
Beberapa produk yang dimiliki SD Biosensor yakni COVID 19 Ag NP dan Nasal type, HIV, Syphilis, HIV/Syphilis combo, dan lain-lain (lingkup penyakit menular melalui seksual) HCV, HBs Ag (penyakit hepatitis), Dengue NS1, IgM/IgG (penyakit Demam Berdarah), Malaria Pf/Pan, Pf/Pv (penyakit menular Malaria), COVID/Flu, PCR, BGMS dan lain-lain.
SD Biosensor sangat serius berperan serta dalam membangun industri kesehatan di Indonesia. Terbukti perusahaan ini menempatkan Indonesia sebagai basis produksi terbesar kedua di luar Korea Selatan untuk kawasan Asia Tenggara.
Pabrik tersebut memproduksi alat diagnostik buatan dalam negeri seperti Rapid Test Antibodi dan Antigen serta PCR test dengan teknologi baru. Kapasitas pabrik di Indonesia akan ditingkatkan secara bertahap setiap tahunnya. Pada tahun 2021 kapasitas produksinya mencapai 50 juta tes, tahun 2022 mencapai 100 juta, dan tahun 2024 sebesar 200 juta tes.