Foto: Bumil 8 Bulan Positif HIV, Begini Perjuangannya Agar Anak Tetap Negatif

Tapi, siapa sangka anak ketiga yang diperkirakan lahir pada akhir September 2022 ini berada di rahim ibu yang positif HIV. Ia terpapar dari mantan suaminya yang suka 'jajan' sembarangan.

H mengetahui dirinya berstatus positif HIV saat sang suami pertamanya meninggal dunia karena sakit. Usut punya usut, sang suami mengidap HIV dan tak terbuka padanya. Ia disinyalir juga suka 'jajan' sembarangan dan melakukan hubungan seks beresiko.

H divonis mengidap HIV pada tahun 2016, berbarengan juga dengan kematian sang suami yang berstatus sama, positiv HIV. Anak pertama dari pernikahan pertamanya saat berusia 5 tahun, dan negatif HIV.

Meskipun demikian, ia pun sempat khawatir kalau sang anak juga tertular HIV. Meskipun keduanya terlahir dengan cara cesar, tapi keduanya pula menyusui. 

Semua kemungkinan pun dilakukan demi menjaga kesehatan sang buah hati. Bisa saja waktu itu virusnya belum cukup untuk menularkan atau, daya tahan tubuhnya masih terbiilang sangat bagus.

Ibu 2 anak berinisial H (37) asal Bandung ini juga kini tengah mengandung anak ketiga dari pernikahannya yang kedua dengan A. Kini, H tengah hamil 8 bulan dari suami yang sama-sama berstatus positif HIV. Sang jabang bayi dan calon anak ini bisa Negatif kok, asalkan mengikuti prosedur PPIA dengan baik dan benar.

Ia mengikuti semua program dari pemerintah PPIA (Program Pencegahan Ibu Positif kepada Anak). H sudah lebih siap merencanakan kehamilannya bersama sang suami. Ia juga terus berkonsultasi ke konselor di rumah sakit tempatnya berobat. Ia tetap rutin meminum obat, Rutin mengecek virus dulu ke laboratotium. Tetap minum obat juga yang sudah 6 tahun ia geluti demi mempertahankan imun tubuhnya.

Selama positif HIV, kondisi H bisa dibilang cukup stabil. Ia juga tidak memiliki penyakit penyerta lain dan rajin mengkonsumsi obat. Semua itu dilakukan demi menjaga kekebalan tubuh.

Menjelang persalinannya, H sudah diberikan beberapa penjelasan saat anaknya lahir. Nantinya, sang anak harus diberikan obat profilaksis HIV selama dua minggu dan pemeriksaan PCR yang disebut Early Infant Diagnosis (EID) sebagai bentuk pencegahan.

"Kalau nanti (saat bayi lahir) pakai EID untuk mengecek RNA-nya dua kali, yaitu pada saat usia bayi 2 minggu sama 6 bulan. Kalau rapid yang antibodi itu nanti saat anak sudah 18 bulan," tutur H. Untuk profilaksis sendiri, kemungkinan hanya diberikan 2 minggu saja setelah bayi lahir karena anak tidak akan diberikan ASI. Dan tidak bisa diberikan vaksin BCG, karena harus nunggu hasil dari kondisi anaknya dulu.

H juga mengaku ke posyandu untuk memeriksakan kesehatan janin dan Ibunya. Bidannya pun juga sudah open jadi mudah-mudahan Ia mau imunisasi jadi ga perlu ke Rumah Sakit. Karena kebanyakan bidan takut. Dan kebetulan sekali mamanya juga kader PKK agak sedikit membantu, meskipun untuk ke Rumah Sakit juga iya perlukan.

Ia pun dengan rutin dan telaten memeriksakan kandungannya agak terlahir dengan sehat dan berstatus negatif. Semua ia lakukan demi sang buah hati kesayangan H dan A. Semoga lahir dengan sehat dan selamat ya untuk semuanya Ibu dan bayinya.

Tapi, siapa sangka anak ketiga yang diperkirakan lahir pada akhir September 2022 ini berada di rahim ibu yang positif HIV. Ia terpapar dari mantan suaminya yang suka jajan sembarangan.
H mengetahui dirinya berstatus positif HIV saat sang suami pertamanya meninggal dunia karena sakit. Usut punya usut, sang suami mengidap HIV dan tak terbuka padanya. Ia disinyalir juga suka jajan sembarangan dan melakukan hubungan seks beresiko.
H divonis mengidap HIV pada tahun 2016, berbarengan juga dengan kematian sang suami yang berstatus sama, positiv HIV. Anak pertama dari pernikahan pertamanya saat berusia 5 tahun, dan negatif HIV.
Meskipun demikian, ia pun sempat khawatir kalau sang anak juga tertular HIV. Meskipun keduanya terlahir dengan cara cesar, tapi keduanya pula menyusui. 
Semua kemungkinan pun dilakukan demi menjaga kesehatan sang buah hati. Bisa saja waktu itu virusnya belum cukup untuk menularkan atau, daya tahan tubuhnya masih terbiilang sangat bagus.
Ibu 2 anak berinisial H (37) asal Bandung ini juga kini tengah mengandung anak ketiga dari pernikahannya yang kedua dengan A. Kini, H tengah hamil 8 bulan dari suami yang sama-sama berstatus positif HIV. Sang jabang bayi dan calon anak ini bisa Negatif kok, asalkan mengikuti prosedur PPIA dengan baik dan benar.
Ia mengikuti semua program dari pemerintah PPIA (Program Pencegahan Ibu Positif kepada Anak). H sudah lebih siap merencanakan kehamilannya bersama sang suami. Ia juga terus berkonsultasi ke konselor di rumah sakit tempatnya berobat. Ia tetap rutin meminum obat, Rutin mengecek virus dulu ke laboratotium. Tetap minum obat juga yang sudah 6 tahun ia geluti demi mempertahankan imun tubuhnya.
Selama positif HIV, kondisi H bisa dibilang cukup stabil. Ia juga tidak memiliki penyakit penyerta lain dan rajin mengkonsumsi obat. Semua itu dilakukan demi menjaga kekebalan tubuh.
Menjelang persalinannya, H sudah diberikan beberapa penjelasan saat anaknya lahir. Nantinya, sang anak harus diberikan obat profilaksis HIV selama dua minggu dan pemeriksaan PCR yang disebut Early Infant Diagnosis (EID) sebagai bentuk pencegahan.
Kalau nanti (saat bayi lahir) pakai EID untuk mengecek RNA-nya dua kali, yaitu pada saat usia bayi 2 minggu sama 6 bulan. Kalau rapid yang antibodi itu nanti saat anak sudah 18 bulan, tutur H. Untuk profilaksis sendiri, kemungkinan hanya diberikan 2 minggu saja setelah bayi lahir karena anak tidak akan diberikan ASI. Dan tidak bisa diberikan vaksin BCG, karena harus nunggu hasil dari kondisi anaknya dulu.
H juga mengaku ke posyandu untuk memeriksakan kesehatan janin dan Ibunya. Bidannya pun juga sudah open jadi mudah-mudahan Ia mau imunisasi jadi ga perlu ke Rumah Sakit. Karena kebanyakan bidan takut. Dan kebetulan sekali mamanya juga kader PKK agak sedikit membantu, meskipun untuk ke Rumah Sakit juga iya perlukan.
Ia pun dengan rutin dan telaten memeriksakan kandungannya agak terlahir dengan sehat dan berstatus negatif. Semua ia lakukan demi sang buah hati kesayangan H dan A. Semoga lahir dengan sehat dan selamat ya untuk semuanya Ibu dan bayinya.