Kasus Pneumonia di Afghanistan Melonjak, Anak-anak Jadi Korban

Mohammad (2 bulan), mendapat perawatan di unit perawatan intensif sebuah rumah sakit di Kabul, Afghanistan.
Rumah sakit di Afghanistan penuh dengan pasien anak yang bermasalah dengan penyakit pernapasan dan paru-paru.
Dilansir dari Reuters, data rumah sakit menunjukkan lebih dari 6.700 anak dirawat di bulan November 2022 karena pneumonia, batuk, asma, dan kondisi pernapasan lainnya.
Dokter dan pekerja medis mengatakan masalah pernapasan yang diderita ribuan anak tersebut disebabkan oleh flu dan kekurangan gizi.
Selain itu polusi udara semakin memburuk akibat warga yang terpaksa membakar sampah dan plastik untuk menghangatkan diri karena tidak mampu membeli batu bara.
Para orang tua mengatakan mereka membakar apapun untuk menghangatkan ruangan saat musim dingin. Ternyata hal itu berdampak pada kesehatan anak-anaknya.
Krisis kesehatan itu diperkirakan akan semakin memburuk setelah banyak lembaga bantuan kemanusiaan menangguhkan operasinya di Afghanistan karena Taliban melarang mereka memiliki staf perempuan.
Mohammad (2 bulan), mendapat perawatan di unit perawatan intensif sebuah rumah sakit di Kabul, Afghanistan.
Rumah sakit di Afghanistan penuh dengan pasien anak yang bermasalah dengan penyakit pernapasan dan paru-paru.
Dilansir dari Reuters, data rumah sakit menunjukkan lebih dari 6.700 anak dirawat di bulan November 2022 karena pneumonia, batuk, asma, dan kondisi pernapasan lainnya.
Dokter dan pekerja medis mengatakan masalah pernapasan yang diderita ribuan anak tersebut disebabkan oleh flu dan kekurangan gizi.
Selain itu polusi udara semakin memburuk akibat warga yang terpaksa membakar sampah dan plastik untuk menghangatkan diri karena tidak mampu membeli batu bara.
Para orang tua mengatakan mereka membakar apapun untuk menghangatkan ruangan saat musim dingin. Ternyata hal itu berdampak pada kesehatan anak-anaknya.
Krisis kesehatan itu diperkirakan akan semakin memburuk setelah banyak lembaga bantuan kemanusiaan menangguhkan operasinya di Afghanistan karena Taliban melarang mereka memiliki staf perempuan.