Gejala Penyakit Terkait Saraf dan Otak Intai Kaum Milenial

Zicky Yombana, Sp.S, Clinic Capten Neuro Care, Wangsit Firmantika, Tiktok Creator dan dr. Eko S. Nugroho, MPH, Chief Medical Officer Klinik Pintar saat diskusi di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Gejala penyakit terkait saraf dan otak sudah mengintai masyarakat di usia produktif seperti kaum milenial dan Gen Z. Kondisi seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah, kesemutan, kebas, hingga diagnosis stroke biasanya diderita oleh orang tua. Namun, kini banyak anak muda yang mengalami keluhan itu.

dr. Zicky Yombana, Sp. S, Capt of Neuro Care mengatakan tak sedikit masyarakat salah persepsi mengenai gangguan saraf. Misalnya menganggap bahwa permasalahan terkait saraf sama artinya dengan gangguan jiwa. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers peluncuran Neuro Care by Klinik Pintar, Rabu (8/2/2023).

Sayangnya, banyak masyarakat di usia produktif memiliki kesadaran yang rendah untuk segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf. Mereka cenderung melakukan pengobatan mandiri seperti mengonsumsi obat penghilang nyeri atau melakukan pijat. Padahal penting sekali untuk mengenali tolak ukur kapan kita harus konsultasi ke dokter terkait gangguan saraf.

Zicky Yombana, Sp.S, Clinic Capten Neuro Care, Wangsit Firmantika, Tiktok Creator dan dr. Eko S. Nugroho, MPH, Chief Medical Officer Klinik Pintar saat diskusi di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Gejala penyakit terkait saraf dan otak sudah mengintai masyarakat di usia produktif seperti kaum milenial dan Gen Z. Kondisi seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, nyeri pinggang bawah, kesemutan, kebas, hingga diagnosis stroke biasanya diderita oleh orang tua. Namun, kini banyak anak muda yang mengalami keluhan itu.
dr. Zicky Yombana, Sp. S, Capt of Neuro Care mengatakan tak sedikit masyarakat salah persepsi mengenai gangguan saraf. Misalnya menganggap bahwa permasalahan terkait saraf sama artinya dengan gangguan jiwa. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers peluncuran Neuro Care by Klinik Pintar, Rabu (8/2/2023).
Sayangnya, banyak masyarakat di usia produktif memiliki kesadaran yang rendah untuk segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf. Mereka cenderung melakukan pengobatan mandiri seperti mengonsumsi obat penghilang nyeri atau melakukan pijat. Padahal penting sekali untuk mengenali tolak ukur kapan kita harus konsultasi ke dokter terkait gangguan saraf.