7 Potret Alex Anak Nadya Hutagalung yang Pilih Gender Netral

Memasuki usia 14 tahun, putri Nadya Hutagalung memutuskan untuk mengidentifikasi dirinya sebagai gender netral. Ia juga mengganti nama yang semula bernama Nyla menjadi Alex. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Dikutip dari Medical News Today, gender netral termasuk kategori agender. Agender tidak menyebut dirinya sebagai laki-laki maupun perempuan. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin. Artinya, seseorang dengan jenis kelamin tertentu dapat memiliki identitas gender yang sama maupun berbeda dengan jenis kelaminnya. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Menurut CSE Officer Rutgers Sanyulandy Leowalu, SKM, M Sexol, umumnya identitas gender seseorang sejalan dengan jenis kelamin saat lahir, tetapi tidak sedikit pula di antara mereka yang bisa mengkonseptualisasikan identitas gender dalam istilah biner. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
"Biner atau non-biner ini adalah identitas gender seseorang, artinya bagaimana seseorang merasakan dirinya sendiri terhadap gendernya," beber Sanyu kepada detikHealth beberapa waktu lalu. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Psikiater dari RSJ Marzoeki Mahdi Bogor dr Lahargo Kembaren SpKJ, menyebut ada sedikitnya tiga faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi gender netral. Ketiga faktor tersebut yaitu biologis, psikologis, dan sosial. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Sementara dalam kehidupan sosial, umumnya ada hubungan dengan orang-orang atau komunitas tertentu yang memiliki pemikiran atau ketertarikan yang sama. Emosional, nilai dan norma, hingga aspek spiritualitas juga ikut berpengaruh pada keragaman identitas seksual hingga gender. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Memasuki usia 14 tahun, putri Nadya Hutagalung memutuskan untuk mengidentifikasi dirinya sebagai gender netral. Ia juga mengganti nama yang semula bernama Nyla menjadi Alex. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Dikutip dari Medical News Today, gender netral termasuk kategori agender. Agender tidak menyebut dirinya sebagai laki-laki maupun perempuan. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin. Artinya, seseorang dengan jenis kelamin tertentu dapat memiliki identitas gender yang sama maupun berbeda dengan jenis kelaminnya. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Menurut CSE Officer Rutgers Sanyulandy Leowalu, SKM, M Sexol, umumnya identitas gender seseorang sejalan dengan jenis kelamin saat lahir, tetapi tidak sedikit pula di antara mereka yang bisa mengkonseptualisasikan identitas gender dalam istilah biner. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Biner atau non-biner ini adalah identitas gender seseorang, artinya bagaimana seseorang merasakan dirinya sendiri terhadap gendernya, beber Sanyu kepada detikHealth beberapa waktu lalu. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Psikiater dari RSJ Marzoeki Mahdi Bogor dr Lahargo Kembaren SpKJ, menyebut ada sedikitnya tiga faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi gender netral. Ketiga faktor tersebut yaitu biologis, psikologis, dan sosial. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)
Sementara dalam kehidupan sosial, umumnya ada hubungan dengan orang-orang atau komunitas tertentu yang memiliki pemikiran atau ketertarikan yang sama. Emosional, nilai dan norma, hingga aspek spiritualitas juga ikut berpengaruh pada keragaman identitas seksual hingga gender. (Foto: Instagram @nadyahutagalung)