Momen Haru Kelulusan Siswa Jepang yang Sekolahnya Tutup Imbas Krisis Populasi
Eita Sato, 15, dan Aoi Hoshi, 15, berjalan di sepanjang koridor SMP Yumoto, mereka adalah satu-satunya siswa di sekolah tersebut, beberapa hari sebelum kelulusan dan upacara penutupan sekolah. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
"Kami mendengar desas-desus tentang penutupan sekolah di tahun kedua, tetapi saya tidak terlalu berpikir itu akan terjadi. Saya terkejut ketika mendengar berita itu," kata Eita kepada Reuters. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Sekolah berusia 76 tahun itu akan menutup pintunya untuk selamanya ketika tahun ajaran berakhir pada Jumat (31/3/2023). (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Angka kelahiran di Jepang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan. Penutupan sekolah meningkat terutama di daerah pedesaan seperti Ten-ei, area ski pegunungan dan mata air panas di prefektur Fukushima. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Sekitar 450 tutup setiap tahun, menurut data pemerintah. Setiap tahun, ada sekolah di Jepang yang tutup karena tak ada siswa baru. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Momen kelulusan Eita dan Aoi di SMP Yumoto yang akan ditutup permanen. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Eita dan Aoi, yang bersama-sama sejak umur tiga, berada di kelas berisi lima orang sampai sekolah dasar tetapi hanya dua yang melanjutkan di Yumoto. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)
Kelulusan dua siswa tersebut diiringi momen haru dari guru dan orang tua. (Foto: REUTERS/ISSEI KATO)