Brasil Konfirmasi 50 Kasus Flu Burung Pada Hewan Liar

Penjaga kebun binatang dan ahli biologi Fernanda Short memegang burung Sula Leucogaster yang berada dalam tahap pertama karantina karena diselidiki untuk flu burung di Pusat Rehabilitasi Hewan Laut Universitas Santa Ursula di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (26/6/2023). Kementerian Pertanian Brasil telah mengkonfirmasi hampir 50 kasus flu burung pada hewan liar sejak infeksi pertama terdeteksi pada 15 Mei.

Merebaknya virus flu burung H5N1 dengan patogen tinggi (HPAI) telah menyebar untuk yang pertama kalinya di Brasil, negara pengekspor ayam terbesar di dunia. Pemerintah Brasil secara resmi mengumumkan keadaan darurat kesehatan hewan selama 180 hari mulai Senin (22/5) lalu.

Pengumuman tanggap darurat itu ditandatangani oleh Menteri Pertanian Carlos Favaro. Masa tanggap darurat diberlakukan sebagai respons atas terdeteksinya infeksi virus flu burung yang sangat menyebabkan penyakit pada burung liar.   

Sementara itu, berdasarkan pedoman Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan, infeksi flu burung subtipe H5N1 pada unggas liar sejatinya tidak memicu larangan perdagangan.  

Namun, kasus flu burung di peternakan biasanya mengakibatkan seluruh kawanan mati dan dapat memicu pembatasan perdagangan dari negara pengimpor. Brasil adalah pengekspor daging ayam terbesar di dunia dengan penjualan US$9,7 miliar tahun lalu.

Penjaga kebun binatang dan ahli biologi Fernanda Short memegang burung Sula Leucogaster yang berada dalam tahap pertama karantina karena diselidiki untuk flu burung di Pusat Rehabilitasi Hewan Laut Universitas Santa Ursula di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (26/6/2023). Kementerian Pertanian Brasil telah mengkonfirmasi hampir 50 kasus flu burung pada hewan liar sejak infeksi pertama terdeteksi pada 15 Mei.
Merebaknya virus flu burung H5N1 dengan patogen tinggi (HPAI) telah menyebar untuk yang pertama kalinya di Brasil, negara pengekspor ayam terbesar di dunia. Pemerintah Brasil secara resmi mengumumkan keadaan darurat kesehatan hewan selama 180 hari mulai Senin (22/5) lalu.
Pengumuman tanggap darurat itu ditandatangani oleh Menteri Pertanian Carlos Favaro. Masa tanggap darurat diberlakukan sebagai respons atas terdeteksinya infeksi virus flu burung yang sangat menyebabkan penyakit pada burung liar.   
Sementara itu, berdasarkan pedoman Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan, infeksi flu burung subtipe H5N1 pada unggas liar sejatinya tidak memicu larangan perdagangan.  
Namun, kasus flu burung di peternakan biasanya mengakibatkan seluruh kawanan mati dan dapat memicu pembatasan perdagangan dari negara pengimpor. Brasil adalah pengekspor daging ayam terbesar di dunia dengan penjualan US$9,7 miliar tahun lalu.