Waspada! WHO Sebut Polusi Udara Sebabkan 7 Juta Kematian Setiap Tahun

Warga beraktivitas di permukiman padat kawasan Dukuh Pinggir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023).  

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Pedoman Kualitas Udara Global (AQG) memberikan bukti jelas berkaitan dengan dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan manusia, bahkan dalam konsentrasi yang rendah.  

Terdapat peningkatan nyata bukti yang menunjukkan bagaimana polusi udara mempengaruhi berbagai aspek kesehatan manusia, sehingga pada tahun 2021 WHO telah menurunkan hampir semua tingkat AQG, memperingatkan bahwa melebihi tingkat pedoman kualitas udara yang baru dikaitkan dengan risiko yang signifikan pada kesehatan.  

Menurut WHO, diperkirakan setidaknya ada 7 juta kematian dini setiap tahunnya karena paparan polusi udara.  

Pada anak-anak, kondisi tersebut mencakup penurunan pertumbuhan dan fungsi paru-paru, infeksi saluran pernapasan, dan asma yang semakin parah.

Sedangkan pada orang dewasa, penyakit jantung iskemik dan stroke merupakan penyebab paling umum kematian dini yang disebabkan oleh polusi luar ruangan.  

Bukti lain juga menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat memberikan efek lain seperti diabetes dan kondisi neurodegeneratif.  

Selain perubahan iklim, polusi udara disebut sebagai salah satu ancaman lingkungan terbesar terhadap kesehatan manusia.  

WHO menilai bahwa peningkatan kualitas udara dapat meningkatkan upaya mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi pada nantinya akan meningkatkan kualitas udara.  

Perlu diketahui kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), khususnya di wilayah Jabodetabek belakangan ini meningkat.  

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasusnya rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.  

Warga beraktivitas di permukiman padat kawasan Dukuh Pinggir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023).  
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Pedoman Kualitas Udara Global (AQG) memberikan bukti jelas berkaitan dengan dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan manusia, bahkan dalam konsentrasi yang rendah.  
Terdapat peningkatan nyata bukti yang menunjukkan bagaimana polusi udara mempengaruhi berbagai aspek kesehatan manusia, sehingga pada tahun 2021 WHO telah menurunkan hampir semua tingkat AQG, memperingatkan bahwa melebihi tingkat pedoman kualitas udara yang baru dikaitkan dengan risiko yang signifikan pada kesehatan.  
Menurut WHO, diperkirakan setidaknya ada 7 juta kematian dini setiap tahunnya karena paparan polusi udara.  
Pada anak-anak, kondisi tersebut mencakup penurunan pertumbuhan dan fungsi paru-paru, infeksi saluran pernapasan, dan asma yang semakin parah.
Sedangkan pada orang dewasa, penyakit jantung iskemik dan stroke merupakan penyebab paling umum kematian dini yang disebabkan oleh polusi luar ruangan.  
Bukti lain juga menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat memberikan efek lain seperti diabetes dan kondisi neurodegeneratif.  
Selain perubahan iklim, polusi udara disebut sebagai salah satu ancaman lingkungan terbesar terhadap kesehatan manusia.  
WHO menilai bahwa peningkatan kualitas udara dapat meningkatkan upaya mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi pada nantinya akan meningkatkan kualitas udara.  
Perlu diketahui kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), khususnya di wilayah Jabodetabek belakangan ini meningkat.  
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasusnya rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.