Kisah Polusi Udara Jakarta yang Bikin Geger Warga di 2023

Foto polusi udara di Jakarta pada 19 september 2023. Agung Pambudhy/detikcom/File.
Penyebab polusi udara di Jakarta salah satunya karena kendaraan bermotor. Menurut Polda Metro Jaya jumlah kendaraan bermotor di Jakarta saat ini mencapai 23 juta unit. Ari Saputra/detikcom/File.
Namun menurut Kementerian Perindustrian pemicu polusi tinggi Jabodetabek tidak semata-mata berasal dari transportasi. Hal ini disebutkan lantaran kualitas udara DKI Jakarta dan sekitarnya masih berada di level merah alias tidak sehat meski intensitas kendaraan jauh lebih sedikit. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan polusi udara akibat kendaraan sebesar 44 persen. Sumber lainnya dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap di angka 34 persen. Pradita Utama/detikcom/File.
Menurutu Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) polusi dari kompleks pembangkit listrik tersebar ke kota Serang, Cilegon, dan Jakarta. Partikel halus PM 2.5 menurut CREA terbukti berkontribusi pada lonjakan polusi udara tahunan di Jakarta. Di Indonesia, rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan terkadang melebihi 50 μg m3, yang dengan kata lain melanggar pedoman WHO terkait batas tahunan sebesar 5 μg m-3. Namun PLN membantah PLTU Suralaya menyumbang polusi udara di Jakarta. Herdi Alif Al Hikam/detikcom/File.
Polusi udara di Jakarta berdampak pada kesehatan warganya. Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat akibat polusi udara di Jabodetabek, terutama di wilayah DKI Jakarta. Hal ini banyak terjadi pada kelompok anak-anak. Pradita Utama/detikcom/File.
Menurut Dokter spesialis anak RSIA Family dan RSIA Grand Family Handoko Lowis, SpA, polutan yang membuat udara buruk itu akan mengganggu sistem pernapasan dan membuat sistem pertahanan tubuh. Dari penelitian, lanjut dr Lowis, saat seseorang terpapar polusi selama tiga hari berturut-turut bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti pneumonia. Pradita Utama/detikcom/File.
Pemerintah pun melakukan berbagai cara untuk mengatasi polusi udara di Jakarta saat itu, salah satunya dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dengan melakukan prosedur teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengatasi masalah polusi tinggi dengan penyemprotan air teknologi water-spray dari pesawat. Proses penyemprotan tersebut dilakukan oleh pihak BNPB bekerjasama dengan pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Asprilla Dwi Adha/Antara Foto/File.
Pemerintah juga membentuk Satgas khusus untuk menangani polusi udara. Sementara pemerintah provinsi DKI memberlakukan kebijakan 50 persen work from home (WFH) untuk aparatur sipil negara (ASN) untuk menghalau polusi, meski pada akhirnya langkah itu memicu pro-kontra di masyarakat. Pradita Utama/detikcom/File.
Sebagai upaya berkelanjutan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus menggencarkan uji emisi kendaraan, terutama kendarana usia di atas 3 tahun. Pradita Utama/detikcom/File.
Polusi udara menurun di bulan November 2023, seiring datangnya musim hujan. Chelsea Olivia Daffa/detikcom/File.
Foto polusi udara di Jakarta pada 19 september 2023. Agung Pambudhy/detikcom/File.
Penyebab polusi udara di Jakarta salah satunya karena kendaraan bermotor. Menurut Polda Metro Jaya jumlah kendaraan bermotor di Jakarta saat ini mencapai 23 juta unit. Ari Saputra/detikcom/File.
Namun menurut Kementerian Perindustrian pemicu polusi tinggi Jabodetabek tidak semata-mata berasal dari transportasi. Hal ini disebutkan lantaran kualitas udara DKI Jakarta dan sekitarnya masih berada di level merah alias tidak sehat meski intensitas kendaraan jauh lebih sedikit. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan polusi udara akibat kendaraan sebesar 44 persen. Sumber lainnya dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap di angka 34 persen. Pradita Utama/detikcom/File.
Menurutu Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) polusi dari kompleks pembangkit listrik tersebar ke kota Serang, Cilegon, dan Jakarta. Partikel halus PM 2.5 menurut CREA terbukti berkontribusi pada lonjakan polusi udara tahunan di Jakarta. Di Indonesia, rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan terkadang melebihi 50 μg m3, yang dengan kata lain melanggar pedoman WHO terkait batas tahunan sebesar 5 μg m-3. Namun PLN membantah PLTU Suralaya menyumbang polusi udara di Jakarta. Herdi Alif Al Hikam/detikcom/File.
Polusi udara di Jakarta berdampak pada kesehatan warganya. Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meningkat akibat polusi udara di Jabodetabek, terutama di wilayah DKI Jakarta. Hal ini banyak terjadi pada kelompok anak-anak. Pradita Utama/detikcom/File.
Menurut Dokter spesialis anak RSIA Family dan RSIA Grand Family Handoko Lowis, SpA, polutan yang membuat udara buruk itu akan mengganggu sistem pernapasan dan membuat sistem pertahanan tubuh. Dari penelitian, lanjut dr Lowis, saat seseorang terpapar polusi selama tiga hari berturut-turut bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti pneumonia. Pradita Utama/detikcom/File.
Pemerintah pun melakukan berbagai cara untuk mengatasi polusi udara di Jakarta saat itu, salah satunya dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dengan melakukan prosedur teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengatasi masalah polusi tinggi dengan penyemprotan air teknologi water-spray dari pesawat. Proses penyemprotan tersebut dilakukan oleh pihak BNPB bekerjasama dengan pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Asprilla Dwi Adha/Antara Foto/File.
Pemerintah juga membentuk Satgas khusus untuk menangani polusi udara. Sementara pemerintah provinsi DKI memberlakukan kebijakan 50 persen work from home (WFH) untuk aparatur sipil negara (ASN) untuk menghalau polusi, meski pada akhirnya langkah itu memicu pro-kontra di masyarakat. Pradita Utama/detikcom/File.
Sebagai upaya berkelanjutan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus menggencarkan uji emisi kendaraan, terutama kendarana usia di atas 3 tahun. Pradita Utama/detikcom/File.
Polusi udara menurun di bulan November 2023, seiring datangnya musim hujan. Chelsea Olivia Daffa/detikcom/File.