Dua Tahun Berturut China Dihantui Krisis Populasi
Dikutip detikHealth dari Channel News Asia, Minggu (21/1/2024), jumlah penduduk China menurun 2,08 juta pada 2023. Populasinya saat ini sebanyak 1,41 miliar, disalip India dengan total penduduk 1,43 miliar. Penurunan tersebut bahkan lebih tajam dibandingkan laporan tahun sebelumnya sebesar 850.000 ribu orang, rekor terendah sejak 1961.
Para ahli demografi kemudian mengatakan hal ini tak mengejutkan, karena tingkat kesuburan di China terus menurun sejak 1990-an dan merupakan salah satu yang terendah di dunia. Menurut perkiraan, angka tersebut turun ke rekor 1,09 pada tahun 2022.
Tahun lalu, angka kematian secara keseluruhan meningkat 6,6 persen menjadi 11,1 juta, tertinggi sejak 1974 selama Revolusi Kebudayaan. Sementara itu, kelahiran baru turun 5,7 persen menjadi 9,02 juta pada 2023. Angka kelahiran mencapai rekor terendah yaitu 6,39 per 1.000 orang pada 2023, turun dari 6,77 pada tahun sebelumnya.
Penurunan populasi di negara ini juga didorong oleh faktor sosio-demografis jangka panjang, termasuk tertundanya pernikahan, meningkatnya status lajang, perubahan gaya hidup dan nilai-nilai, serta tingginya biaya perawatan anak, pendidikan, dan perumahan.
Di China, rata-rata biaya membesarkan anak hingga usia 18 tahun adalah 485.000 yuan atau setara US$67.000 pada 2019, hampir tujuh kali lipat produk domestik bruto (PDB) per kapita negara tersebut dan jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain termasuk Amerika Serikat dan Jepang. Banyak orang China juga memilih untuk tidak menjadi orang tua karena mereka terus menghadapi ketidakpastian pekerjaan dan upah yang rendah, demikian lapor para pengamat. REUTERS/David Kirton