Situasi RS Al-Aqsa di Gaza Kewalahan Rawat Korban Serangan Israel
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel, terbaring di tempat tidur ketika rumah sakit Al-Aqsa di Gaza yang kewalahan berjuang untuk merawat yang terluka, di tengah konflik Israel-Hamas, di Deir Al-Balah, di Jalur Gaza tengah, 9 Juni 2024.
Runtuhnya sistem kesehatan di Gaza akibat pemboman besar-besaran Israel telah memperumit sejumlah bencana lainnya, mulai dari krisis kelaparan hingga penyebaran penyakit. Hal ini membuat mereka yang menderita penyakit kronis tidak dapat mengakses perawatan dasar.
Perang telah menyebabkan masuknya orang-orang yang terluka parah secara tiba-tiba ke beberapa rumah sakit yang tersisa, bahkan ketika mereka kesulitan mengakses pasokan medis, membuat dokter dan perawat kewalahan karena keterbatasan ruang dan cedera parah. Saat ini jumlah orang yang terluka di rumah sakit empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan jumlah tempat tidur yang dapat mereka gunakan.
Rumah Sakit Martir Al-Aqsa – satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza. Namun situasinya sulit, merujuk pada kewalahannya sistem layanan kesehatan di Gaza dan kekurangan obat-obatan dan peralatan saat perang antara Hamas dan Israel memasuki bulan kesembilan.
Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza. Israel mengatakan serangan tanggal 7 Oktober itu, yang terburuk dalam 75 tahun sejarahnya, menewaskan 1.200 orang, dan lebih dari 250 sandera.