Rumah Sakit Al-Shifa Gaza yang Hancur usai Serangan Israel Dibuka Kembali
Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza membuka kembali departemen gawat daruratnya pada hari Minggu (1/9) setelah berbulan-bulan ditutup menyusul serangan Israel.
Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza, diserbu pada bulan Maret tahun ini oleh pasukan Israel yang mengklaim bahwa Hamas menggunakan lokasi tersebut untuk menjadi pusat komando militer. Kelompok tersebut membantah tuduhan tersebut.
Operasi militer Israel di rumah sakit tersebut berlangsung selama dua minggu, menyebabkan departemen gawat darurat rumah sakit, gedung bedah, dan gedung bangsal bersalin rusak parah.
Selama beberapa bulan terakhir, pejabat kesehatan di Jalur Gaza telah mengubah bekas gedung rawat jalan Rumah Sakit Al-Shifa menjadi departemen gawat darurat dengan total hampir 70 tempat tidur, termasuk sekitar 50 tempat tidur perawatan intensif.
Serangan Israel terhadap Gaza dimulai setelah Hamas dan militan lainnya menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel. Sejak saat itu, serangan Israel telah meratakan sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang itu, dan kementerian kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 40.738 warga Palestina telah tewas. Orang-orang yang mengungsi hidup dalam kondisi yang mengerikan dengan tempat tinggal yang tidak memadai dan krisis kelaparan.
Organisasi Kesehatan Dunia menggambarkan penghancuran Rumah Sakit Al-Shifa pada bulan Maret sebagai "penghapusan inti sistem kesehatan" dari Jalur Gaza. Kompleks Al-Shifa adalah tulang punggung sistem kesehatan Palestina di Gaza. Rehabilitasinya telah meningkatkan harapan di antara warga Palestina bahwa kompleks tersebut akan menjadi titik awal untuk rekonstruksi seluruh kota, meskipun hanya sebagian.