Kesehatan Mental di Tempat Kerja, Sepenting Apa Sih?

Organisasi kesehatan dunia WHO memperkirakan, sepertiga waktu dalam hidup seseorang dihabiskan di tempat kerja. Tempat ini juga menjadi sumber stres dan kegelisahan, serta penuh tekanan. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Di tempat kerja, Gen Z kerap dilabeli sebagai generasi 'lembek' yang gampang sekali mengeluhkan kesehatan mental. Tapi apa benar begitu? Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Weny (21) seorang karyawan magang di Jakarta Selatan menyebut, anggapan Gen Z sebagai generasi lembek lebih terkait pada pembawaan. Menurutnya, Gen Z cenderung lebih terbuka dalam mengutarakan kegelisahan atau depresi yang dirasakan. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Pun, kecenderungan tersebut tidak bisa digeneralisasi. "Beberapa iya (rentan depresi), beberapa nggak," kata Weny. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Thackla (20), karyawan magang di Jakarta Selatan, menilai sosialisasi yang baik dengan rekan kerja bisa membantu mengatasi masalah kesehatan mental. "Biar bisa mengatasi depresi di tempat kerja, dan juga healing dengan cara masing-masing," katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Support dari senior, menurut Fadhil (20) turut berperan dalam membentuk lingkungan kerja yang positif. "Kalau senior atau rekan kerjanya baik dan support, saya jadi segan dan lebih hormat," katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Sekalipun kerap merasa tertekan, Fadhil belum merasa perlu mencari pertolongan dari profesional. "Let it flow aja," katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth

Organisasi kesehatan dunia WHO memperkirakan, sepertiga waktu dalam hidup seseorang dihabiskan di tempat kerja. Tempat ini juga menjadi sumber stres dan kegelisahan, serta penuh tekanan. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Di tempat kerja, Gen Z kerap dilabeli sebagai generasi lembek yang gampang sekali mengeluhkan kesehatan mental. Tapi apa benar begitu? Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Weny (21) seorang karyawan magang di Jakarta Selatan menyebut, anggapan Gen Z sebagai generasi lembek lebih terkait pada pembawaan. Menurutnya, Gen Z cenderung lebih terbuka dalam mengutarakan kegelisahan atau depresi yang dirasakan. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Pun, kecenderungan tersebut tidak bisa digeneralisasi. Beberapa iya (rentan depresi), beberapa nggak, kata Weny. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Thackla (20), karyawan magang di Jakarta Selatan, menilai sosialisasi yang baik dengan rekan kerja bisa membantu mengatasi masalah kesehatan mental. Biar bisa mengatasi depresi di tempat kerja, dan juga healing dengan cara masing-masing, katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Support dari senior, menurut Fadhil (20) turut berperan dalam membentuk lingkungan kerja yang positif. Kalau senior atau rekan kerjanya baik dan support, saya jadi segan dan lebih hormat, katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth
Sekalipun kerap merasa tertekan, Fadhil belum merasa perlu mencari pertolongan dari profesional. Let it flow aja, katanya. Foto: Hilalia Kani Juliana/detikHealth