Spesialis penyakit dalam dr Muthmainnah, SpPD-KAI menegaskan satu-satunya cara memastikan kadar kolesterol adalah dengan pemeriksaan. Kolesterol tinggi memang bisa memicu sakit kepala, tapi bukan satu-satunya penyebab. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Bahkan pada beberapa orang, lonjakan kadar kolesterol tidak memicu gejala apapun. Menurut dr Muthmainnah, SpPD-KAI, ini disebut asimtomatik. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD mengatakan, mengantuk bisa jadi pertanda kolesterol meningkat. Demikian juga rasa tegang di area pundak, leher, hingga tengkuk. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Menurut dr Ray, ha ini berhubungan dengan penyerapan asam lemak yang berdampak pada sistem kardiovaskular. Rasa nyeri bisa saja muncul di area yang terdampak. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Namun ditegaskan, peningkatan kadar kolesterol harus dipastikan dengan pemeriksaan. “Jadi ada begitu banyak, begitu banyak variabel atau komponen lain menjadi juga gejala-gejala seperti itu,” jelas dr Ray. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Pemeriksaan penting dilakukan untuk menentukan langkah penanganan. Pemberian obat membutuhkan perhitungan dosis yang tepat, sehingga harus dipastikan seberapa tinggi lonjakan kolesterol yang dialami. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Kadar kolesterol normal ada di atas 60 mg/dL untuk HDL atau kolesterol baik, di bawah 100 mg/dL untuk LDL atau kolesterol jahat, dan di bawah 200 mg/dL untuk total kolesterol. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
HDL atau High Density Lipoprotein adalah kolesterol yang membawa kelebihan lemak di dalam darah menuju hati. Di organ ini, kelebihan lemak dipecah dan dikeluarkan dari tubuh. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Sementara itu, LDL atau Low Density Lipoprotein dapat memicu penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Penumpukan dalam jangka panjang memicu sumbatan atau penyempitan sehingga meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth
Kolesterol secara alami dihasilkan oleh tubuh manusia. Selain itu, juga bisa berasal dari makanan yang dikonsumsi, utamanya daging merah seperti daging kambing dan sapi. Jeroan disebut-sebut paling banyak mengandung kolesterol. Foto: Agung Pambudhy/detikHealth