Cek Kesehatan Gratis Sasar Ribuan Pelajar Jakarta

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo meninjau Cek Kesehatan Gratis untuk siswa di SMKN 26 Jakarta, Senin (4/7/2025). Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat menuju generasi Indonesia Emas 2045, serta menjalankan UU No.17 tahun 2023 tentang Kesehatan dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).

Program Cek Kesehatan Gratis ini untuk peserta didik di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK. Pelaksanaan program ini resmi dimulai dengan SMKN 26 Jakarta sebagai lokasi peluncuran perdana.

Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari ke depan di SMKN 26, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, melibatkan 25 tenaga kesehatan dari puskesmas setempat, didukung oleh guru, kepala sekolah, dan tim Palang Merah Remaja (PMR) sekolah.

Diketahui ada 14 jenis pemeriksaan yang dilakukan mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan untuk mengetahui status gizi, pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, deteksi dini tuberkulosis, thalassemia, dan gangguan fungsi hati, pemeriksaan kesehatan mata, telinga, gigi, serta kesehatan reproduksi, pemeriksaan kebugaran fisik menggunakan metode Tes Rockport sejauh 1,6 km hingga skrining kesehatan jiwa melalui kuisioner Self Reporting Questionnaire (SRQ).

Sebelum pemeriksaan dimulai, setiap siswa diwajibkan mengisi kuisioner riwayat kesehatan untuk mempermudah proses anamnesis oleh tenaga medis.

Setiap harinya ditargetkan sekitar 400 siswa diperiksa, dan hasil screening langsung dianalisis di meja terakhir oleh dokter.

Di akhir alur pemeriksaan, dokter akan menentukan apakah siswa dalam kondisi sehat atau memiliki faktor risiko. Jika ditemukan indikasi medis, siswa akan dirujuk ke rumah sakit pemerintah, terutama bagi yang memiliki BPJS.

Pemeriksaan kebugaran dilakukan sejak pagi pukul 06.30 WIB, diikuti oleh seluruh siswa dengan bimbingan guru olahraga. Hasil tes ini kemudian dikombinasikan dengan data status gizi untuk memberikan gambaran menyeluruh kondisi kesehatan siswa.

Terkait skrining kejiwaan, pihak Dinas Kesehatan menyoroti pentingnya deteksi dini gangguan psikologis pada remaja dengan melakukan screening terhadap gejala seperti susah tidur, kecemasan, atau kehilangan nafsu makan. Jika diperlukan, siswa akan dikonsultasikan ke layanan kesehatan jiwa lebih lanjut.

Program ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif yang efektif untuk menjaga dan memantau kesehatan pelajar DKI Jakarta secara berkala. Meski pemeriksaan masih berlangsung, pihak penyelenggara berharap seluruh siswa dalam kondisi sehat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo meninjau Cek Kesehatan Gratis untuk siswa di SMKN 26 Jakarta, Senin (4/7/2025). Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat menuju generasi Indonesia Emas 2045, serta menjalankan UU No.17 tahun 2023 tentang Kesehatan dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Program Cek Kesehatan Gratis ini untuk peserta didik di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK. Pelaksanaan program ini resmi dimulai dengan SMKN 26 Jakarta sebagai lokasi peluncuran perdana.
Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari ke depan di SMKN 26, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, melibatkan 25 tenaga kesehatan dari puskesmas setempat, didukung oleh guru, kepala sekolah, dan tim Palang Merah Remaja (PMR) sekolah.
Diketahui ada 14 jenis pemeriksaan yang dilakukan mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan untuk mengetahui status gizi, pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, deteksi dini tuberkulosis, thalassemia, dan gangguan fungsi hati, pemeriksaan kesehatan mata, telinga, gigi, serta kesehatan reproduksi, pemeriksaan kebugaran fisik menggunakan metode Tes Rockport sejauh 1,6 km hingga skrining kesehatan jiwa melalui kuisioner Self Reporting Questionnaire (SRQ).
Sebelum pemeriksaan dimulai, setiap siswa diwajibkan mengisi kuisioner riwayat kesehatan untuk mempermudah proses anamnesis oleh tenaga medis.
Setiap harinya ditargetkan sekitar 400 siswa diperiksa, dan hasil screening langsung dianalisis di meja terakhir oleh dokter.
Di akhir alur pemeriksaan, dokter akan menentukan apakah siswa dalam kondisi sehat atau memiliki faktor risiko. Jika ditemukan indikasi medis, siswa akan dirujuk ke rumah sakit pemerintah, terutama bagi yang memiliki BPJS.
Pemeriksaan kebugaran dilakukan sejak pagi pukul 06.30 WIB, diikuti oleh seluruh siswa dengan bimbingan guru olahraga. Hasil tes ini kemudian dikombinasikan dengan data status gizi untuk memberikan gambaran menyeluruh kondisi kesehatan siswa.
Terkait skrining kejiwaan, pihak Dinas Kesehatan menyoroti pentingnya deteksi dini gangguan psikologis pada remaja dengan melakukan screening terhadap gejala seperti susah tidur, kecemasan, atau kehilangan nafsu makan. Jika diperlukan, siswa akan dikonsultasikan ke layanan kesehatan jiwa lebih lanjut.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif yang efektif untuk menjaga dan memantau kesehatan pelajar DKI Jakarta secara berkala. Meski pemeriksaan masih berlangsung, pihak penyelenggara berharap seluruh siswa dalam kondisi sehat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.