Dikepung Tren Serba Manis, Gen Z Rentan Diabetes-Obesitas

Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan prevalensi diabetes dalam 10 tahun terakhir. Dari yang tadinya hanya 6 persen, kini lebih dari 11 persen. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Salah satu penyebabnya, konsumsi gula yang melebihi anjuran. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Modifikasi gaya hidup diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti penyakit ginjal hingga jantung. Termasuk menghindari konsumsi gula berlebih. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Salah satunya dengan menerapkan label khusus yang mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi tinggi rendahnya kadar gula dalam suatu produk. (Foto: Rifkianto Nugroh/detikHealth)
Label serupa lebih dulu diterapkan di banyak negara, termasuk Singapura dengan Nutri Grade. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Indonesia akan menerapkan konsep serupa, tentunya dengan penyesuaian tertentu. Nama yang diusulkan adalah Nutri Level. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Regulasi tentang Nutri Level tengah digodok oleh Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dengan melibatkan para pelaku usaha. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Diharapkan, kepentingan melindungi generasi muda dari diabetes juga bisa diselaraskan dengan kebutuhan industri. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Nantinya, pelabelan serupa juga akan menyasar makanan tinggi garam dan lemak. Berbagai risiko penyakit berkaitan erat dengan tingginya konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL). (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Perkembangan terbaru pembahasan Nutrilevel dibahas di detikcom Leaders Forum, Jumat (31/10/2025). Menghadirkan Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu, dan dokter spesialis penyakit dalam Brawijaya Hospital Erpryta Nurdia Tetrasiwi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan prevalensi diabetes dalam 10 tahun terakhir. Dari yang tadinya hanya 6 persen, kini lebih dari 11 persen. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Salah satu penyebabnya, konsumsi gula yang melebihi anjuran. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Modifikasi gaya hidup diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti penyakit ginjal hingga jantung. Termasuk menghindari konsumsi gula berlebih. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Salah satunya dengan menerapkan label khusus yang mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi tinggi rendahnya kadar gula dalam suatu produk. (Foto: Rifkianto Nugroh/detikHealth)
Label serupa lebih dulu diterapkan di banyak negara, termasuk Singapura dengan Nutri Grade. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Indonesia akan menerapkan konsep serupa, tentunya dengan penyesuaian tertentu. Nama yang diusulkan adalah Nutri Level. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Regulasi tentang Nutri Level tengah digodok oleh Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dengan melibatkan para pelaku usaha. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Diharapkan, kepentingan melindungi generasi muda dari diabetes juga bisa diselaraskan dengan kebutuhan industri. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Nantinya, pelabelan serupa juga akan menyasar makanan tinggi garam dan lemak. Berbagai risiko penyakit berkaitan erat dengan tingginya konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL). (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)
Perkembangan terbaru pembahasan Nutrilevel dibahas di detikcom Leaders Forum, Jumat (31/10/2025). Menghadirkan Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu, dan dokter spesialis penyakit dalam Brawijaya Hospital Erpryta Nurdia Tetrasiwi. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth)