Sebuah penelitian mengungkap bahwa saat berjalan, 8 persen penggunaan energi terjadi saat start dan berhenti. Oleh karenanya, berjalan secara 'stop and go' dan dengan kecepatan bervariasi akan membakar lebih banyak kalori dibanding pada kecepatan konstan.
Tidak tanggung-tanggung, mengubah-ubah pace dan kecepatan saat berjalan diklaim bisa meningkatkan pembakaran kalori hingga 20 persen. Begitu juga dengan gaya berjalan yang disebut 'tidak natural' seperti belok-belok, stop and go, dan menggunakan beban di kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengukur dampak metabolik dari mengubah-ubah kecepatan sangat penting dilakukan karena manusia tidak hidup di atas treadmill dan tidak berjalan dengan kecepatan konstan," kata Prof Manoj Srinivasan dari Ohio State University yang melakukan penelitian itu, dikutip dari Dailymail, Kamis (15/10/2015).
Saat mengubah kecepatan berjalan, seseorang butuh energi lebih banyak untuk menggerakkan otot kaki. Pada saat itulah, menurut para peneliti, pembakaran kalori mengalami peningkatan dibandingkan saat berjalan dengan kecepatan yang sama sepanjang waktu.
Baca juga: Cukup Rutin Jalan Cepat 25 Menit Sehari, Umur Bisa Bertambah 7 Tahun (up/up)











































